Berkurban dilakukan karena menjalankan perintah Allah, bukan atas dasar lainnya
Jakarta (ANTARA) - Akademisi dari UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN SAIZU) Purwokerto Muridan mengatakan ibadah kurban pada hari raya Idul Adha adalah merupakan simbol kesalehan individual dan sosial serta sebagai upaya meningkatkan kepedulian kepada sesama.

"Ibadah kurban memiliki makna mendalam sebagai simbol kesalehan individual dan sosial," katanya ketika dihubungi dari Jakarta, Senin.

Kepala Laboratorium Fakultas Dakwah UIN SAIZU itu menjelaskan, secara indivdual, berkurban merupakan bukti ketaatan dan keikhlasan Individu kepada Allah SWT.

"Berkurban di hari raya Idul Adha juga merupakan simbol kesalehan sosial. Hal ini dapat dilihat dari adanya nilai kepekaan dan kepedulian sosial kepada sesama. Daging kurban hasil sembelihan dibagikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya, terutama mereka kaum yang tidak mampu," katanya.

Menurut dia hal itu merupakan modal yang sangat besar di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Baca juga: Kemenag terbitkan edaran pelaksanaan kurban di tengah wabah PMK

Baca juga: MUI : nilai-nilai Kurban untuk kerukunan antar agama


"Modal ini harus dapat dijaga, dipelihara dan ditradisikan, jika tidak maka dapat mengakibatkan kecemburuan sosial yang dapat berujung kepada kerusuhan sosial," katanya.

Muridan menambahkan, berkurban adalah ibadah yang sangat mulia yang didasarkan atas keimanan dan keikhlasan.

"Dasar keimanan artinya bahwa berkurban dilakukan semata karena menjalankan perintah Allah, bukan atas dasar lainnya, misalnya karena mengharap pujian atau untuk menyombongkan diri," katanya.

Dia menambahkan bahwa secara sosial berkurban mengajarkan kepada manusia untuk terus meningkatkan kepekaan dan kepedulian kepada sesama. Sementara secara lebih luas, mengajarkan untuk berbagi harta dan membantu mereka yang kurang mampu.

Sementara itu, seperti diwartakan sebelumnya dosen agama dari Universitas YARSI Firman Arifandi, M.S mengingatkan di tengah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak di sejumlah wilayah di Tanah Air, maka masyarakat juga perlu untuk memastikan telah memilih hewan kurban yang sehat.

"Memang sudah seharusnya kaum Muslimin yang hendak berkurban sudah memilih hewan yang sehat demi menghindari mudarat berkelanjutan," katanya.

Dia menambahkan, wabah PMK yang menyerang ternak di sejumlah wilayah di Indonesia sejatinya sama dengan kondisi saat masyarakat menghadapi pandemi COVID-19 yakni perlu tetap waspada namun jangan panik dan ketakutan berlebih.

"Terlebih saat ini pemerintah juga terus bergerak cepat menangani wabah PMK ini," katanya.

Baca juga: Global Qurban ACT ajak warga Muslim meluaskan kebaikan berkurban

Baca juga: Berkurban bisa lewat online dengan open platform Bantu Tetangga 

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022