AsiaNet 47994

SCRANTON, Pa., 10 Januari 2012 (ANTARA/PRNewswire-AsiaNet) --

     Studi baru yang dilakukan oleh Profesor bidang Kimia Joe Vinson, Ph.D dari University of Scranton, dipublikasikan di jurnal tentang Makanan dan Fungsinya, The Royal Society of Chemistry secara online pada tangal 21 Desember 2011, menunjukkan kacang adalah makanan yang menyehatkan dan menempatkan kenari pada peringkat teratas karena memiliki antioksidan yang menyehatkan, disebut dengan polifenol, dan potensi antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kacang lainnya yang telah dianalisa.

     (Foto: http://photos.prnewswire.com/prnh/20120110/SF33017)

     Studi Dr. Vinson mengevaluasi sembilan jenis kacang mentah dan goreng serta dua jenis selai kacang untuk menilai jumlah total polifenol yang terkandung di setiap kacang, serta kemampuan polifenol menghambat oksidasi dari densitas lipoprotein yang lebih rendah, sering disebut dengan "kolesterol jahat." Studinya menunjukkan bahwa kenari memiliki tingkat tertinggi pada antioksidan dan kualitas, serta potensi, antioksidan pada kenari yang tertinggi di antara kacang lainnya.

     "Peringkat kenari berada di atas kacang-kacang Brazil, kenari hijau, kemiri, kacang tanah, almond, macadamia, kacang mede dan hazelnut," ungkap Dr.Vinson. Studinya juga menunjukkan bahwa total polifenol pada selai kacang lebih rendah dibandingkan dengan kacang goreng, tetapi perbedaannya tidak terlalu signifikan secara statistik.

     Studi Dr. Vinson juga menganalisa konsumsi harian kacang pada orang-orang yang berdiet di Amerika Serikat dan Eropa. Penelitiannya menunjukkan bahwa jumlah kacang yang dikonsumsi adalah sebanyak delapan persen dari antioksidan harian pada rata-rata orang yang berdiet.

     "Total konsumsi kacang (pohon kacang dan kacang tanah) di Amerika Serikat diperkirakan sebanyak 12,9 gram setiap harinya, yang setara dengan konsumsi di Eropa pada tahun 2007 sebanyak 11,1 gram setiap hari," Dr. Vinson melaporkan studinya. "Kacang tanah mencakup 65 persen dari konsumsi kacang di Amerika Serikat dan 45 persen di Uni Eropa."

     Dr. Vinson mengungkapkan bahwa konsumsi kacang-kacangan yang relatif rendah pada diet harian mungkin berasal dari banyaknya orang yang tidak menyadari bahwa kacang adalah makanan yang menyehatkan.

     Penelitian Dr. Vinson menyimpulkan "Kacang mengandung serat yang tinggi, kadar lemak jenuh yang rendah, lemak tidak jenuh yang tinggi, dan antioksidan yang amat banyak. Kacang-kacangan adalah cemilan bernutrisi dan antioksidan bioaktif yang memberikan manfaat kesehatan yang signifikan bagi konsumen.

     Dr. Vinson mencatat bahwa para konsumen harus tetap menjaga porsi dalam ukuran yang kecil. Beliau mengatakan ini hanya dikonsumsi sekitar tujuh kenari setiap harinya, sebagai contoh, untuk memperoleh manfaat kesehatan yang potensial seperti yang ditunjukkan pada studi sebelumnya.

     Dr. Vinson juga mengumumkan penelitian ini pada National Meeting and Exposition of the American Chemical Society ke-24 pada bulan Maret 2011.

     The Royal Society of Chemistry adalah organisasi profesional di Inggris untuk para ilmuwan kimia dan masyarakat internasional untuk ilmuwan kimia dengan lebih dari 47.000 anggota, menurut situs web. Masyarakat ini mempublikasikan beberapa jurnal akademis yang mencakup Makanan dan Fungsinya.

     SUMBER: University of Scranton

     KONTAK:  Stan Zygmunt, Direktur Berita dan Hubungan Media, +1-570-941-7662 (kantor), +1-570-842-6705 (rumah), zygmunts2@scranton.edu, atau Gerry Zaboski, Wakil Presiden Alumni dan Public Relations, +1-570-941-7669 (kantor), +1-570-693-3459 (rumah), zaboskig1@scranton.edu, keduanya dari University of Scranton

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2012