Jakarta (ANTARA News) - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengalokasikan anggaran belanja modal pada tahun 2012 senilai Rp69,123 triliun naik ketimbang belanja modal tahun 2011 senilai Rp60 triliun.

"Belanja modal tahun 2012 akan lebih tinggi dibanding tahun 2011 yang diperlukan untuk keberlangsungan bisnis tenaga listrik," kata Direktur Utama PT PLN, Nur Pamudji, usai mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Rencana Anggaran Kerja Perusahaan (RKAP) 2012 di Kantor Kementerian BUMN Jakarta, Selasa.

Menurut Pamudji, belanja modal (capital expenditure/capex) terdiri atas anggaran PLN (APLN) senilai Rp33,648 triliun, dari APBN senilai Rp8,902 triliun, subsidary loan agreement (SLA) sebesar Rp9,834 triliun dan pinjaman perbankan Rp16,739 triliun.

APLN akan dialokasikan untuk pembangunan pembangkit dan evaluasi "fast track program" tahap 1 dan penguatan sistem kelistrikan di kota-kota besar.

APBN dialokasikan untuk pengembangan listrik pedesaan, energi terbarukan dan transmisi.

Pamudji juga mengemukakan, perseroan juga mengalolasikan belanja operasional (operational expenditure/opex) 2012 sebesar Rp191,2 triliun yang digunakan untuk belanja bahan bakar dan pelumas, pembelian tenaga listrik, dan sewa pembangkit, pemeliharaan, kepegawaian, penyusutan dan administrasi.

Pada tahun 2012 beberapa program prioritas PLN meliputi terjaganya kecukupan pasokan listrik (mempertahankan bebas pada bergilir), menignkatkan penyambungan pelanggan prabayar dan penguatan sistem distribusi, menurunkan biaya pokok produksi (BPP) dengan fokus memaksimalkan produksi listrik non-BBM.

Selain itu, PLN juga fokus melaksanakan investasi untuk menekan BPP dan meningkatkan konsolidasi proses bisnis untuk integritas pelayanan dan efisiensi.

Target PLN pada 2012 menyambung 2,54 juta pelanggan baru yang dimaksudkan guna mencapai target angka rasio elektrifikasi (RE) nasional sebesar 75 persen dari RE tahun 2011 sekitar 60 persen.
(T.R017/S021)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011