Bandarlampung (ANTARA News) - Tim pencari fakta dari Mabes Polri akan datang ke Lampung untuk mengungkap kebenaran laporan dan pemberitaan mengenai tragedi pembantaian yang mengakibatkan 30 warga Mesuji tewas.

"Tim dari Jakarta akan turun ke Lampung, Wairwasum Polri Irjen Pol Sulistyo Ishak yang berangkat pada Jumat sore menuju Lampung untuk mendampingi Komisi III. Kami sedang siap-siap untuk menyambut kedatangan tim tersebut," kata Kepala Bidang Humas Polda Lampung, AKBP Sulistyaningsih, di Bandarlampung, Jumat.

Dia menjelaskan, Tim tersebut akan mendampingi Komisi III DPR meninjau langsung kondisi nyata di lapangan pada hari Sabtu, dan memastikan lokasi kejadian pembantaian yang mengakibatkan 30 korban jiwa.

Secara umum, kondisi Lampung kondusif, aman dan terkendali. Meskipun demikian, Polda Lampung, menurutnya tetap menurunkan anggota untuk mengamankan titik-titik rawan konflik, khususnya di Mesuji.

"Pengamanan tersebut hanya melibatkan pengamanaman rayonisasi yakni Polres Lampung Utara dan Lampung Tengah untuk membackup Polres Tulangbawang," katanya.

Polda Lampung, katanya lagi, tidak menurunkan pasukan yang berlebihan di daerah itu, karena ika pasukan pengamanan dikerahkan di wilayah tersebut, justru nantinya dapat menimbulkan kepanikan serius bagi warga setempat.

Sebelumnya, video peristiwa pembantaian di PT Sumber Wangi Alam (SWA) yang ditayangkan di Komisi III DPR bukan terjadi di wilayah Polda Lampung, melainkan terjadi di Desa Sondong, Kecamatan Mesuji, Kabupaten Oki, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Peristiwa itu terjadi pada 21 April 2010.

Namun demikian, pihaknya membenarkan bahwa pada bulan November ada dua peristiwa kerusuhan di kawasan PT Barat Selatan Makmur Invesindo (BSMI) dan kawasan hutan produksi (KHP) register 45 PT Silva Inhutani.

Menurutnya kerusuhan di PT BSMI bermula ketika petugas menemukan masyarakat sedang melakukan penjarahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit milik perusahaan itu.

Anggota Brimob lalu berusaha menghentikan dengan mengamankan satu unit sepeda motor milik warga yang melakukan penjarahan. Warga terus melakukan perlawanan hingga aparat memberi peringatan dengan penembakan ke udara.

Demikian juga dengan kerusuhan di kawasan PT Silva Inhutani, saat petugas tengah mengawal sosialisasi penertiban gubuk perambah di dusun X Pelita Jaya, warga berdatangan sebanyak 200 orang sambil mengacungkan senjata tajam.

"Akhirnya konflik terjadi hingga menimbulkan korban jiwa satu orang dan lainnya luka-luka," ujarnya.

Karena peristiwa tersebut melibatkan aparat kepolisian, Polda Lampung memberikan sanksi disiplin kepada petugas yang melakukan penembakan.

(ANT-316/M023)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011