Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Armida Salsiah Alisjahbana, di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa penambahan daya beli merupakan kunci untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

"Kunci untuk meningkatkan IPM ada di daya beli yaitu pada perhitungan Gross National Income (GNI) karena angka pendidikan dan kesehatan sudah cukup tinggi," kata Armida setelah jumpa pers bersama dengan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa Untuk Pembangunan (UNDP) yang membahas mengenai IPM Indonesia 2011.

Menurut Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) itu, cara peningkatan daya beli adalah dengan mengikuti pola Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025 yang berisi pengembangan enam wilayah koridor ekonomi.

"Kami menginginkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di atas tujuh persen tapi tentu harus merata, itu satu-satunya cara untuk meningkatkan IPM; bisa dengan mengikuti pola MP3EI, kalau pertumbuhan ekonomi meningkat maka GNI juga meningkat," ujar Armida.

GNI adalah nilai dari seluruh produk barang dan jasa yang dihasilkan satu negara dalam satu tahun.

GNI per kapita yang dihitung dalam purchasing power parity (PPP) atau kemampuan daya beli dalam dolar AS tersebut menjadi salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur IPM 2011 bersama dengan indikator lain di bidang kesehatan dan pendidikan.

Pada laporan IPM 2011 yang dikeluarkan UNDP pada 2 November, Indonesia mendapat angka 0,617 dan menempati peringkat 124 dari 187 negara.

Angka tersebut didapat dari perhitungan GNI per kapita (dalam PPP dolar AS), yaitu 3.716 dolar AS, angka harapan hidup (life expectancy at birth) 69,5 tahun, serta angka harapan anak usia sekolah (expected years of schooling) 13,2 tahun, dan rata-rata lama mengenyam bangku pendidikan bagi penduduk usia di atas 25 tahun (means years of schooling)  5,8 tahun.

Sementara itu, pada 2010, Indonesia berada pada peringkat 108 dari 169 negara. Namun, perhitungannya menggunakan indikator yang berbeda yaitu Produk Domestik Bruto (GDP) per kapita, angka harapan hidup, serta angka melek huruf orang dewasa dan rasio pelajar yang terdaftar di suatu sekolah.

"Jadi, metode tahun ini dengan tahun sebelumnya berubah, bila ingin dibandingkan metodologinya harus disamakan lebih dulu karena bila metodologinya sama maka IPM Indonesia sebenarnya meningkat," ujar Armida.

Ia mengungkapkan, bila metode 2011 diterapkan untuk IPM 2010 maka akan diperoleh angka 0,613, yang terdiri atas angka harapan hidup 68,9 tahun, GNI per kapita sebesar 3.544 dolar AS, sementara indikator pendidikan statis di angka yang sama dengan angka 2011.

Kepala Perwakilan UNDP di Indonesia, El-Mostafa Benlamlih, yang hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa IPM berguna untuk mendorong pemerintah menempatkan manusia sebagai pusat pembangunan.

"Laporan IPM berupaya untuk mendorong negara dapat menjadikan manusia sebagai pusat pembangunan karena angka IPM yang baik menunjukkan daya saing dan keberlanjutan negara tersebut yang juga baik, selanjutnya akan menarik investor untuk masuk yang juga berguna bagi pembangunan negara itu," kata Mostafa.

Angka IPM Indonesia 2011 sesungguhnya masih lebih rendah dibandingkan dengan negara ASEAN lain, seperti Singapura (0,866), Brunei Darussalam (0,838), Malaysia (0,761), Thailand (0,682), dan Filipina (0,644) namun masih lebih tinggi dibandingkan Vietnam (0,593), Laos (0,524), Kamboja (0,523) dan Myanmar (0,483).(T.SDP-03)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011