Jakarta (ANTARA) - Kepala Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Suharyanto mengingatkan bahwa kasus positif akan meningkat jika penerapan protokol kesehatan (prokes) di masyarakat kendur.

"Masyarakat tidak perlu panik dengan adanya kenaikan kasus karena sejatinya kasus naik karena perilaku masyarakat yang sudah mulai tidak disiplin prokes. Maka selalu lakukan prokes secara ketat," katanya, di Jakarta, Selasa.

Suharyanto juga mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan dan tidak melakukan mobilitas yang tidak perlu.

"Selalu jaga kesehatan agar imun tubuh tetap tinggi," kata Suharyanto yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu.

Baca juga: Kasus positif COVID-19 di Kaltim bertambah 14 orang

Baca juga: Dinkes Sumut kirim sampel enam kru kapal antisipasi Omicron


Dia mengungkapkan sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan kasus COVID-19 belakangan ini meningkat, salah satunya karena varian Omicron yang sudah mulai terjadi penularan di masyarakat.

"Namun, faktor lain seperti berkerumun, tidak pakai masker, dan tidak menjaga kebersihan, serta tidak divaksinasi lengkap untuk yang bisa divaksin, juga bisa menjadi faktor yang menyebabkan kenaikan kasus," ujarnya.

Suharyanto yakin periode kenaikan kasus COVID-19 saat ini bisa dilewati jika semua bisa menahan dan mengendalikan diri untuk tidak berkontribusi dalam penularan dan melakukannya secara kolektif.

Selain itu, kata dia, vaksin dosis lengkap dan penguat (booster) akan menjadi pelindung yang baik karena imunitasnya akan tinggi.

"Bila ini terjadi di banyak orang dalam suatu komunitas/daerah/wilayah nasional, maka kita bisa melewati krisis, asal juga selalu disiplin prokes," ujarnya.

Sementara itu, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi turut mengimbau agar masyarakat tetap disiplin prokes serta mengurangi mobilitas.

Menurut dia, ada beberapa penyebab kasus COVID-19 saat ini meningkat, antara lain karena mobilitas saat akhir tahun dan dalam dua pekan terakhir.

Namun, kata dia, kemungkinan adanya gelombang ketiga masih merupakan tanda tanya meski ada tren peningkatan kasus COVID-19 belakangan ini.

"Adanya vaksinasi booster juga menambah kekuatan proteksi dari masing-masing individu selain kekebalan bersama atau komunal," ucapnya.*

Baca juga: 2.611 pasien COVID dirawat di RS Wisma Atlet Kemayoran

Baca juga: Kasus COVID-19 bertambah 1.362 pada Selasa, terbanyak di DKI Jakarta

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022