Jadi walau kenaikan cepat dan tinggi penularan lebih cepat tapi hospitalisasi lebih rendah dibanding Delta, jadi kalau ada kenaikan jumlah kasus yang cepat dan banyak tidak usah panik tetap waspada karena kami memonitor ketat yang masuk ke rumah saki
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan DKI Jakarta menjadi medan perang pertama untuk menghadapi peningkatan kasus COVID-19 varian Omicron.

"Sekitar 90 persen transmisi lokal (Omicron) terjadi di Jakarta, jadi kita harus persiapkan khusus DKI Jakarta sebagai medan perang pertama menghadapi Omicron dan kita harus pastikan kita menang menghadapi Omicron," kata Budi Gunadi di kantornya di Jakarta, Minggu.

Budi Gunadi menyampaikan hal tersebut seusai mengikut rapat terbatas dengan topik Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Luhut: Puncak Omicron di Indonesia pertengahan Februari-awal Maret

"Di ratas tadi kami 'update' soal Omicron, puncak kasus dicapai secara cepat dan tinggi dalam waktu 35-65 hari jadi tergantung kita lihat dari mana, (kasus Omicron) di Indonesia pertama terindentifikasi akhir Desember tapi kasus kita mulai naik awal Januari, nah dalam 35-65 hari kasus kita terjadi cepat dan tinggi," ungkap Budi Gunadi.

Menurut Budi Gunadi, di sejumlah negara yang sudah terkena "serangan" Omicron tingkat perawatan di rumah sakit adalah 30-40 persen dibanding tingkat perawatan COVID-19 dengan varian Delta.

"Jadi walau kenaikan cepat dan tinggi penularan lebih cepat tapi hospitalisasi lebih rendah dibanding Delta, jadi kalau ada kenaikan jumlah kasus yang cepat dan banyak tidak usah panik tetap waspada karena kami memonitor ketat yang masuk ke rumah sakit," tambah Budi.

Sampai saat ini menurut Budi Gunadi, sudah ada lebih dari 500 orang dirawat di RS akibat terpapar COVID-19 varian Omicron.

"Yang pulang 300-an, yang perlu oksigen 3 orang dan itu pun ringan, tidak sampai memakai ventilator, jadi tidak perlu dimasukkan ke mulut. Dari 3 orang itu, 2 orang sudah sembuh dan pulang," ungkap Budi.

Kasus Omicron pertama di Indonesia pertama teridentifikasi pada 15 Desember 2021 yaitu terhadap 1 orang pekerja di Wisma Atlet. Pekerja dengan virus Omicron itu tidak mengalami gejala COVID-19.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada 16 Januari 2022, ada penambahan jumlah kasus positif COVID-19 sebanyak 855 kasus sehingga total kasus terkonfirmasi COVID-19 berjumlah 4.271.649 kasus dengan kasus aktif 8.605 kasus.

Jumlah pasien yang sembuh bertambah 710 orang sehingga total seluruhnya 4.118.878 kasus dan ada penambahan 3 orang meninggal sehingga total orang yang meninggal akibat COVID-19 adalah 144.170 orang.

Baca juga: Khofifah memastikan penerapan PPKM mikro pascatemuan Omicron di Malang
Baca juga: Booster tingkatkan titer antibodi lawan infeksi COVID-19
Baca juga: Indonesia dorong penyelesaian pandemi COVID-19 dalam Presidensi G20

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022