Makassar (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan melansir data perkembangan bencana pada beberapa kabupaten yang dilanda banjir karena intensitas hujan sedang dan lebat di wilayah Sulselbar selama tiga hari terakhir, 5-7 Desember 2021 yang mengakibatkan air sungai meluap.

"Sementara pendataan untuk beberapa daerah terdampak. Saat ini, akses jalan trans Sulawesi masih belum bisa lalui kendaraan terutama dari arah Kabupaten Pangkep ke Kabupaten Barru," ujar Kepala BPBD Sulsel, Muhammad Firda saat dihubungi di Makassar, Selasa.

Air setinggi satu meter hingga dua meter masih menggenangi jalan trans Sulawesi tepatnya di Kecamatan Bungoro, Pangkep sehingga langkah antisipasi dilakukan dengan menutup sementara jalan penghubung antarkabupaten tersebut sampai air surut.

"Tadi sudah koordinasi dengan petugas disana, dan belum bisa dilewati kendaraan, jadi ditutup sementara. Dari delapan kecamatan terdampak, ada tiga kecamatan yang ketinggian airnya satu sampai dua meter, di Kecamatan Bungoro, Pangkaje dan Minasatene," ujarnya.

Baca juga: Disapu banjir, dua rumah di Kabupaten Soppeng hanyut

Baca juga: Warga korban banjir di Kabupaten Luwu berhasil dievakuasi Basarnas


Kendati air merendam sebagian wilayah di Pangkep, termasuk jalan trans Sulawesi, namun akses jalan di Kabupaten Barru menuju kabupaten lain sudah bisa dilalui kendaraan, karena air di jalanan mulai surut seiring intensitas hujan mereda.

"Kalau akses jalan di Barru ke kabupaten lain sudah bisa dilalui kendaraan, tinggal yang di Pangkep yang belum bisa," ujarnya menambahkan.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Sulsel, Andi Wahid menyebutkan, data sementara yang masuk untuk daerah dilanda bencana masing masing di Kabupaten Pangkep, Sidrap, Soppeng, Wajo, Bone, dan Jeneponto.

Data BPBD Pangkep, terdapat 5.000 Kepala Keluarga (KK) korban banjir tersebar di delapan kecamatan Pangkajene dan Kepulauan. Kecamatan tersebut yakni Kecamatan Balocci, Pangkajene, Bungoro, Labbakang, Ma'rang, Segeri, Mandalle dan Tondong Tallasa.

Langkah evakuasi ada 15 titik di lokasi berbeda yang paling parah masing-masing di Kecamatan Pangkajene, Bungoro dan Minasatene. Namun demikian, hampir semua daratan di wilayah itu tergenang banjir. Dilaporkan pula tidak ada korban jiwa.

Banjir disebabkan air sungai dan bendungan pada beberapa wilayah desa kelurahan meluap dan merendam pemukiman termasuk akses jalan poros ditutup sementara karena ketinggian air mencapai 1,5 meter.
 
Jembatan rusak hingga terputus akibat arus air saat sungai Bilokka meluap di lingkungan 2 Maroangin, Kelurahan Bilokka, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. ANTARQ/HO-Dokumentasi BPBD Sidrap.


Selanjutnya data BPBD Kabupaten Soppeng, tercatat sebanyak 55.786 ribu KK terdampak banjir tersebar di tujuh kecamatan. Korban jiwa, satu orang bernama Afkar Alfatih (2,6) dan Akbar (8) masih dalam pencarian karena terbawa arus banjir.

Data BPBD Kabupaten Wajo, sebanyak 992 KK terdampak di empat desa masing-masing Desa Ujungpero, Salotengnga, Woronge dan Benteng Lompo, Kecamatan Sabbangparu. Data dari BPBD Sidrap, jembatan di lingkungan 2 Maroangin, Kelurahan Bilokka, terputus akibat meluapnya Sungai Bilokka. Tidak ada korban jiwa saat kejadian.

Sedangkan data BPBD Kabupaten Jeneponto, banjir mengenangi Jalan Poros Jeneponto-Makassar di Sorroangin menyebabkan kemacetan. Puluhan rumah terendam air di Kecamatan Tamalatea dan Binamu, juga kerugian karena gagal panen.

Di Kabupaten Bone, data BPBD melansir terjadi tanah longsor di Dusun Kacciri, Desa Tondong, Kecamatan Tellulimpoe. Pemicu intensitas hujan tinggi sejak Senin sampai Selasa. Dampaknya, akses jalan terputus menghubungkan dua dusun di desa setempat. Dilaporkan tidak ada korban jiwa dan tim sedang melakukan pendataan.*

Baca juga: 800 kepala keluarga terkena dampak banjir Bolaang Mongondow Selatan

Baca juga: BMKG : hujan di musim kemarau gangguan atmosfer

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021