Lumajang (ANTARA) - Sebagian warga Kebonagung, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mulai membersihkan rumahnya dari abu sisa awan panas guguran Gunung Semeru, Selasa.

“Kalau cuacanya cerah, saya minta izin ke petugas di posko untuk pulang sebentar bersih-bersih rumah,” ujar Rasmi, salah seorang warga setempat ditemui di halaman rumahnya.

Rasmi adalah nenek berusia 60 tahun yang saat ini harus mengungsi di posko untuk sementara waktu demi kesehatan dan keselamatannya.

Meski rumahnya tidak terdampak langsung, namun ia mengaku tidak tenang dan memilih untuk mengungsi bersama tetangga-tetangganya.

“Anak saya ada yang di rumah saudaranya, ada juga yang di posko. Semoga suasananya segera kembali seperti dulu,” tutur dia.

Baca juga: BNPB imbau tak beraktivitas di radius 1-5 km dari puncak Semeru
Baca juga: BNPB: Pengungsi meningkat jadi 3.657 orang

Saat peristiwa meningkatnya Gunung Semeru pada Sabtu (4/12) sore, ia berlari menyelamatkan diri menuju Balai Desa Sumberwuluh yang terletak sekitar 200 meter dari rumahnya.

Akibat peristiwa tersebut, ia harus kehilangan dua keponakannya, bahkan seorang di antaranya sampai sekarang belum ditemukan.

“Pak Besut itu masih saudara saya dan jasadnya sudah ketemu, lalu dimakamkan. Kemudian ada juga namanya Randy yang sampai saat ini belum ditemukan,” ucapnya.

Baca juga: Wagub: Bantuan Jateng untuk korban erupsi Semeru terkoordinasi pemda
Baca juga: Pramuka Jatim bantu pakan ternak dan dokter hewan di Semeru

Selain Rasmi, beberapa tetangganya juga berdatangan untuk membersihkan sisa abu, terutama di bagian depan dan dinding teras rumah.

Pada Sabtu sore terjadi peningkatan aktivitas Gunung Semeru yang mengeluarkan awan panas dan berdampak pada daerah di sekitar gunung setinggi 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) tersebut.

Ratusan warga terpaksa harus mengungsi ke berbagai tempat aman untuk menghindari awan panas di gunung api tertinggi di Pulau Jawa itu.

Baca juga: HKTI gandeng Makanku kirim bantuan makanan siap saji ke Lumajang

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021