Rosan dapat memanfaatkan forum US Chamber of Commerce dan US-ASEAN Business Council untuk mempromosikan Indonesia.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo (Bamsoet) optimistis Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat Rosan Roeslani dapat meningkatkan hubungan diplomatik antara kedua negara tersebut.

Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin, Bamsoet mengatakan Rosan dapat memanfaatkan forum US Chamber of Commerce dan US-ASEAN Business Council untuk mempromosikan Indonesia.

"Dalam mempromosikan Indonesia sebagai destinasi investasi bagi Amerika Serikat, Rosan Roeslani bisa memanfaatkan forum US Chamber of Commerce dan US-ASEAN Business Council, yang di dalamnya berisi ratusan pengusaha Amerika Serikat," kata Bambang.

Dalam beberapa forum bilateral dan regional tersebut, ujarnya, Indonesia melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington dapat menawarkan berbagai sektor.

"Beberapa sektor yang bisa ditawarkan antara lain perdagangan dua arah, konektivitas digital, kesehatan, hingga pengembangan SDM," katanya lagi.

Latar belakang Rosan sebagai pengusaha juga diharapkan dapat memberikan nilai lebih bagi upaya untuk menarik minat para investor ke Indonesia, kata dia.

Bamsoet juga menjelaskan peran ekonomi digital dalam pembangunan ekonomi di Indonesia akan semakin berkembang, dengan angka pertumbuhan ekonomi digital di dalam negeri telah mencapai di atas 40 persen per tahun.

Dengan berinvestasi di sektor ekonomi digital Indonesia, ujarnya lagi, maka akses pintu masuk bagi AS ke pasar ekonomi ASEAN, yang kini bernilai lebih dari 100 miliar dolar AS, dapat menjadi semakin besar.

Pada November 2020, menurut Bamsoet, Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat telah menandatangani nota kesepahaman tentang pendanaan infrastruktur dan perdagangan senilai 750 juta dolar AS.

Selain itu, juga ditandatangani Letter of Interest (LoI) dari United States International Development Finance Corporation yang akan menginvestasikan 2 miliar dolar AS atau setara Rp28,3 triliun untuk Lembaga Pengelola Investasi di Indonesia atau Sovereign Wealth Fund (SWF).

"Kedua perjanjian tersebut ditandatangani di akhir periode Pemerintahan Presiden Trump, sehingga KBRI Washington perlu mengawal jangan sampai ada perubahan di masa Pemerintahan Presiden Joe Biden," ujarnya pula.
Baca juga: Bamsoet bahas investasi saat bertemu Dubes Qatar di Jakarta
Baca juga: Ketua MPR bertemu Dubes Maroko bahas upaya perdamaian dunia


Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021