Jakarta (ANTARA) -
Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan tambahan kasus harian terkonfirmasi positif COVID-19 terbanyak berada di Provinsi Jawa Barat hingga Rabu, pukul 12.00 WIB.
 
Data Satgas COVID-19 yang diterima dari Jakarta, Rabu mencatat tambahan kasus di Jawa Barat itu mencapai 160 orang, diikuti DKI Jakarta 130 orang, Jawa Timur 44 orang, Jawa Tengah 38 orang dan DI Yogyakarta 25 orang.
 
Kasus terkonfirmasi positif itu menambah jumlah kasus harian nasional COVID-19 mencapai 522 kasus, sehingga total kasus terkonfirmasi positif sejak Maret 2020 hingga kini berjumlah 4.251.945 orang.
 
Sementara itu tercatat, pasien sembuh COVID-19 harian terbanyak dilaporkan di Provinsi DKI Jakarta 172 orang, Jawa Barat 69 orang, Jawa Tengah 52 orang, Jawa Timur 34 orang dan DI Yogyakarta 27 orang.
 
Dengan demikian, secara nasional angka kesembuhan harian bertambah 458 orang, sehingga total mencapai 4.099.857 orang.
 
Sedangkan tambahan kasus meninggal terbanyak di Provinsi Jawa Tengah sebanyak empat jiwa, Jawa Barat dan DI Yogyakarta, masing-masing dua jiwa.
 
Kemudian Lampung, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan masing-masing satu jiwa.
 
Tercatat, total kasus meninggal harian secara nasional berjumlah 13 jiwa pada Rabu (17/11), sehingga total mencapai 143.698 jiwa.
 
Satgas COVID-19 juga mencatat, jumlah kasus aktif yang mencakup penderita COVID-19 yang masih menjalani perawatan dan isolasi mandiri pada Rabu (17/11) sebanyak 8.390 kasus aktif, naik 51 orang dibandingkan hari sebelumnya (16/11).
 
Selain itu terdapat pula 7.177 orang yang masuk dalam kategori suspek.
 
Hasil tersebut didapat setelah dilakukan pengujian pada terhadap 279.216 spesimen dari 193.830 orang yang diperiksa di ratusan jaringan laboratorium di seluruh Indonesia.
 
Tingkat positif spesimen harian adalah 0,24 persen dan untuk tingkat orang harian adalah 0,27 persen.
 
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19 Sonny Harry B. Harmadi menyatakan sekecil apapun angka kenaikan kasus COVID-19 di sejumlah daerah mesti diwaspadai, karena berpotensi menjadi titik mula lonjakan kasus.
 
"Ini menjadi perhatian kita bersama untuk melakukan tindakan-tindakan, upaya-upaya sesegera mungkin agar tidak terjadi lonjakan," ujarnya.
 
Ia menjelaskan bahwa alur penularan berawal dari satu orang yang positif COVID-19, menularkan ke orang lainnya dan kemudian membentuk rantai penularan.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021