IHCS merupakan ajang untuk me-'review talent-talent' untuk bisa bersaing secara global
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan perhelatan Indonesia Human Capital Summits atau IHCS 2021 sebagai ajang untuk mengkaji atau me-review talenta-talenta untuk bisa bersaing secara global.

"IHCS merupakan ajang untuk me-review talent-talent untuk bisa bersaing secara global," ujar Kartika dalam konferensi pers daring di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, pihaknya mendorong para praktisi human capital management BUMN dan swasta mempersiapkan organisasi dan talenta yang mampu beradaptasi untuk menghadapi tantangan bisnis ke depan.

Pengembangan human capital dan inovasi model bisnis menjadi prioritas utama Kementerian BUMN untuk menjawab tantangan masa depan. Hal ini dilakukan untuk menghadapi disrupsi digital yang terjadi saat ini.

Indonesia diperkirakan akan menikmati bonus demografi pada 2030-2040 mendatang di mana 64 persen jumlah penduduk didominasi oleh usia produktif.

Agar bisa menikmati bonus tersebut, Indonesia perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dari sisi pendidikan, keterampilan, kesiapan menghadapi persaingan, dan lain-lain. Hal ini menjadi salah satu alasan penyelenggaraan IHCS 2021 yaitu sebagai upaya peningkatan kualitas human capital di atas sekaligus mendukung visi Indonesia Maju.

Ketua Umum Forum Human Capital Indonesia (FHCI) Alexandra Askandar mengatakan gelaran IHCS 2021 adalah salah satu bentuk kontribusi FHCI dalam upaya pengembangan human capital Indonesia.

"IHCS adalah agenda rutin dua tahunan yang selalu dinanti dan ditunggu-tunggu oleh dunia human capital di Indonesia. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kontribusi nyata FHCI sebagai mitra strategis pemerintah untuk membangun SDM Indonesia yang unggul. FHCI memiliki peran strategis dalam menjembatani profesional human capital management di kalangan BUMN dan swasta dengan akademisi dan Kementerian BUMN," ujar Alexandra.

Ia mengatakan tema IHCS tahun ini diselaraskan dengan era pandemi dan pascapandemi yang telah mengubah total manajemen human capital di dunia.

"Rething, reinvest, reinvent, merupakan cara untuk menjawab tantangan akibat pandemi. Diperlukan cara dan metode baru pengembangan human capital management yang sebelumnya tidak atau belum pernah dilakukan, termasuk akselerasi transformasi teknologi digital untuk mendukung transformasi human capital Indonesia," katanya.

Baca juga: Erick Thohir ajak FHCI buat roadmap pekerjaan BUMN yang terdisrupsi
Baca juga: FHCI dorong semakin banyak perempuan jadi pemimpin perusahaan BUMN
Baca juga: FHCI BUMN telah rekrut 776 putra putri terbaik Papua


Pewarta: Aji Cakti
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021