Kota Bogor (ANTARA) - Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengapresiasi para siswa sekolah di daerahnya yang telah mengumpulkan beras demi sesama melalui Program Beas Kaheman (Beras Peduli) dari Dinas Pendidikan Purwakarta setiap hari Kamis.

"Rata-rata terkumpul sampai 9,5 ton beras di setiap bulannya. Bahkan pernah terkumpul mencapai 21 ton beras pada bulan Ramadhan lalu. Luar biasa ini akan terus dilaksanakan di Kabupaten Purwakarta," ujar Bupati Anne Ratna Mustika dalam keterangan yang diperoleh dari Diskominfo Purwakarta, Jabar, Jumat.

Berdasarkan Data Referensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, di Kabupaten Purwakarta terdapat 780 sekolah dari tingkat SD sederajat (381 SD negeri dan 98 SD swasta), SMP sederajat (81 SMP negeri dan 95 SMP swasta), SMA sederajat (18 SMA negeri, 48 SMA swasta, 15 SMK negeri, dan 44 SMK swasta).

Sementara jumlah peserta didik sebanyak 173.283 siswa dari SD hingga SMA/SMK sederajat, terdiri atas 90.626 siswa SD/MI negeri dan 7.582 siswa SD/MI swasta, 34.135 siswa SMP/Mts negeri dan 4.910 siswa SMP/Mts swasta, 13.363 siswa SMA/MA negeri dan 1.373 SMA/MA swasta, serta 13.019 siswa SMK negeri dan 8.275 siswa SMK swasta.

Baca juga: Pemerintah Kabupaten Purwakarta terpopuler di media digital 2021

"Kegiatan ini akan membentuk karakter anak yang mempunyai kepedulian terhadap lingkungan sekitar sekolahnya," ujar Ambu Anne, panggilan akrab Bupati Anne Ratna Mustika.

Kegiatan sosial dari anak-anak yang mengumpulkan beras di setiap hari Kamis tersebut sudah berlangsung cukup lama yakni sejak tahun 2015. Para siswa yang mampu membawa segenggam atau secangkir beras dari rumah mereka, dibawa memakai kantung kain bekas buatan masing-masing siswa, dan dikumpulkan dalam bakul di sekolah.

Beras yang terkumpul di sekolah kemudian dibagikan kepada masyarakat sekitar dan juga kepada anak yang membutuhkan di sekolah tersebut.

"Jadi satu penerima manfaat bisa mendapatkan 5 sampai 10 kilogram beras," ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta Purwanto menjelaskan program ini masuk ke dalam "7 poe atikan istimewa" atau tujuh hari istimewa, untuk memperkuat pendidikan karakter di Purwakarta. Program sudah berjalan sejak tahun 2015 berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2015.

Menurut Purwanto, hari Kamis merupakan hari kepedulian sosial yang mana siswa membawa segenggam beras untuk dikumpulkan di sekolah, kemudian dibagikan untuk siswa yang kurang mampu di sekolah tersebut dan warga sekitar.

Purwanto menegaskan siswa yang membawa beras, tidak boleh memakai kantung plastik, diganti dengan kantung terbuat dari kain bekas buatan masing-masing siswa, untuk mendukung program ramah lingkungan.

"Harus dibuat oleh siswa sendiri sebagai pendidikan ketelatenan keuletan. Dijahit manual juga sebagai prakarya keterampilan," kata Purwanto mengenai kantung dari kain bekas tersebut.

Beras yang terkumpul dimasukkan dalam boboko (bakul) yang terbuat dari bambu.

Baca juga: Kementerian BUMN ajak nasabah PNM di Purwakarta "Go Digital"

Pewarta: Budi Setiawanto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021