cakupan air perpipaan melalui PAM Jaya masih sekitar 65 persen
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat  melakukan pemantauan terhadap perkantoran yang masih menggunakan air tanah untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya.

Langkah tersebut ditempuh agar perkantoran di wilayah Jakarta Barat dapat mengendalikan penggunaan air tanah.

"Nah tetap akan kita pantau terkait penggunaan air tanah di perkantoran," kata Wali Kota Jakarta Barat Yani Wahyu Purwoko saat dihubungi, Jumat.

Baca juga: Bappenas: Penyediaan pasokan air kendalikan penurunan muka tanah

Langkah itu dilakukan agar penggunaan air tanah bisa diminimalisir sehingga permukaan tanah di wilayah Jakarta Barat tidak mengalami penurunan.

Nantinya, pemantauan akan dilakukan langsung oleh Suku Dinas Lingkungan Hidup hingga Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Barat.

Baca juga: Pemkot Jakbar perbaiki saluran air rusak di Kebon Jeruk

Jika ditemukan perkantoran yang masih menggunakan air tanah, maka pihaknya tidak akan segan memberikan sanksi.

"Nanti kita minta data awal, sekarang kita melakukan pendataan dahulu. Kemudian kita bentuk "timeline" kapan kita melakukan pengawasan," ujar dia.

Yani berharap Wali Kota beserta jajarannya dapat melakukan pemantauan perkantoran secara maksimal.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut pengendalian penggunaan air tanah diperlukan di Jakarta demi mengantisipasi penurunan muka tanah.

Baca juga: Riza: Perda 10/1998 masih berlaku untuk penggunaan air tanah

"Perlu ada pengendalian, tidak ada larangan. Semuanya diatur kebutuhan air tanah, agar semuanya bisa memenuhi. Juga hotel, apartemen, perkantoran, diatur kebutuhan air tanahnya," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Selasa.

Terlebih saat ini, lanjut dia, cakupan air perpipaan melalui PAM Jaya masih sekitar 65 persen, sehingga sisanya masyarakat di Jakarta masih mengandalkan air tanah.

"Namun demikian kami sudah bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Ditjen SDA), untuk memanfaatkan sumber air dari Karian Serpong, Jatiluhur, serta Juanda untuk kebutuhan air bersih di DKI Jakarta ke depannya," ujar dia.

Ia optimis kalau air dengan sistem perpipaan sudah terpenuhi 100 persen maka penggunaan air tanah di Jakarta akan berkurang.

"Jadi semakin banyak PAM menyalurkan air bersih, maka penyedotan air melalui pompa akan berkurang," tuturnya.

Pewarta: Walda Marison
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021