Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI Abidin Fikri mengapresiasi kebijakan yang diterapkan pemerintah untuk penanganan COVID-19 di tanah air.

Abidin Fikri dalam keterangan di Jakarta, Kamis, mengatakan saat ini mayoritas daerah di Indonesia dalam kategori zona kuning atau tingkat penularan virus rendah.

"Saya kira harus kita apresiasi penanganan COVID-19 sekarang. Kita juga mendapatkan apresiasi dari WHO dan lain sebagainya. Secara garis besar penanganan COVID-19 sudah bisa dikatakan menurunkan kasus," kata Abidin Fikri.

Meski kondisi saat ini relatif lebih baik, masyarakat harus tetap waspada karena pandemi COVID-19 belum berakhir. Apalagi menurut dia virus terus bermutasi.

Abidin juga meminta pemerintah menyiapkan langkah-langkah antisipasi jika sewaktu-waktu penyebaran COVID-19 kembali memburuk.

"Langkah antisipasi ini salah satunya adalah dengan pengetatan kebijakan karantina internasional termasuk di dalam entry dan exit testing di bandara-bandara kita," kata dia.

Baca juga: Indonesia terima donasi 1,2 juta vaksin AstraZeneca dari Prancis
Baca juga: 45,8 juta warga Indonesia sudah jalani vaksinasi dosis kedua
Baca juga: Stafsus Presiden: Pemerintah terus lakukan vaksinasi bagi disabilitas


Selain itu, Abidin juga mengapresiasi capaian positif program vaksinasi. Per Kamis, 23 September, sebanyak 83.248.128 orang sudah mendapatkan dosis vaksin pertama, 46.980.347 orang sudah menerima vaksin dosis kedua, dan 878.587 sudah mendapatkan vaksin dosis ketiga atau booster.

Menurut dia, capaian itu tidak terlepas dari hasil kerja keras pemerintah, komponen masyarakat, TNI, Polri, dan BIN.

"Daerah-daerah melalui prakarsa kepala daerah yang terus mengawasi secara cermat pelaksanaan vaksinasi, itu menunjukkan indikator bahwa masyarakat sudah bisa mencapai percepatan yang luar biasa," katanya.

Abidin mengatakan saat ini hard protection menjadi tujuan utama, tidak lagi herd immunity. Menurut dia proteksi masing-masing masyarakat itu yang harus terus ditingkatkan.

"Karena herd immunity bisa tercapai kalau kita punya ketaatan secara sinergi dibarengi dengan prokes ketat," ucapnya.

Untuk mengantisipasi ancaman gelombang ketiga COVID-19, Abidin menilai perlu upaya-upaya pengendalian transportasi yang melayani rute-rute internasional di bandara maupun pelabuhan.

Saat ini, pintu masuk Indonesia lewat jalur udara hanya Bandara Soekarno Hatta dan Sam Ratulangi Manado. Sedangkan jalur laut, hanya Pelabuhan Batam dan Nunukan.

Selain itu, menurut dia, pemerintah juga perlu mengawasi secara ketat mobilitas masyarakat melalui jalur darat.

"Dan masyarakat Indonesia tetap harus waspada dengan menaati protokol kesehatan, karena mobilisasi manusia sekarang sudah mulai menggeliat," kata dia.

Sebelumnya, upaya pemerintah Indonesia menurunkan kasus positif COVID-19 mendapatkan apresiasi dunia, antara lain dari John Hopkins University yang menyatakan bahwa penanganan COVID-19 di Indonesia sebagai salah satu yang terbaik di dunia.

Sebab, Indonesia mampu menurunkan angka kasus hingga 58 persen dalam kurun waktu dua pekan.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2021