Semarang (ANTARA) -
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginstruksikan agar dilakukan "tracing" atau pelacakan kontak terkait dengan temuan klaster pembelajaran tatap muka (PTM) di beberapa daerah.

"Saya minta dilakukan pelacakan, dicari penyebabnya dari mana, masuknya seperti apa agar bisa segera tertangani," katanya di Semarang, Rabu.

Baca juga: Cegah klaster baru, simulasi PTM sekolah di Pati-Jateng dihentikan

Menurut Ganjar, kasus COVID-19 klaster PTM di Purbalingga menjadi peringatan bagi semua daerah di Jateng untuk lebih berhati-hati, karena berdasarkan pengecekan, sejumlah sekolah di Purbalingga menggelar PTM tanpa izin.

"Saya tekankan, kenapa penting setiap sekolah yang ingin menyelenggarakan PTM untuk lapor dulu, supaya bisa dipantau," tegasnya.

Ganjar meminta setiap daerah mengambil tindakan tegas berupa pembubaran jika ada sekolah yang menggelar PTM tanpa izin.

"Yang tidak lapor, bubarkan. Ini menjadi pembelajaran buat kita semua. Seluruh sekolah, baik negeri maupun swasta, siapapun yang menggelar PTM tolong laporkan agar kami bisa melakukan pengecekan sejak awal," ujarnya.

Ganjar juga sudah memerintahkan seluruh daerah untuk melakukan tes acak di beberapa sekolah dalam waktu tertentu agar bisa diketahui perkembangan PTM saat ini.

Baca juga: Puluhan siswa positif COVID-19, Pemkab Purbalingga hentikan PTM

Baca juga: Dinkes: Hasil tes antigen 90 siswa SMPN 4 Mrebet Purbalingga positif

"Saya minta segera dilakukan  'random test' dalam waktu-waktu tertentu agar bisa diketahui kondisinya," katanya.

Sebelumnya diwartakan, berdasarkan tes antigen terhadap 61 siswa SMPN 3 Mrebet menunjukkan hasil positif COVID-19,  sebelumnya 90 orang dari SMPN 4 Mrebet hasil tes antigennya juga sama (positif).

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021