Jakarta (ANTARA) - Kamar dagang dan bisnis Eropa di Indonesia, EuroCham, mengapresiasi pemerintah yang telah melakukan reformasi struktural, penyederhanaan izin usaha dan memfasilitasi bisnis antara Eropa dan Indonesia.

"Saya berterima kasih kepada pemerintah (Indonesia)," kata Ketua EuroCham Julien Steimer dalam diskusi "Menarik Investasi Asing Lewat Reformasi Struktural" di Jakarta, Selasa.

Dia menambahkan anggota EuroCham berdedikasi untuk terus melakukan dialog dengan Indonesia dalam bidang investasi, 

"Hal itu dilakukan agar kita dapat menjadi mitra yang tepat untuk pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan bisnis dan ekonomi di Indonesia," ujar Steimer.

Dia mengatakan perusahaan-perusahaan Eropa di Indonesia berkomitmen untuk terus berkontribusi kepada Indonesia.

Mereka melindungi pekerja dari COVID-19 dengan bekerja dari rumah dan mendorong vaksinasi, kata Steimer.

"Perusahaan Eropa di Indonesia juga mempersiapkan diri untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru (new normal) dalam memutuskan investasi baru di Indonesia," kata dia.

Di masa pandemi, Steimer menyebut beberapa perusahaan Eropa di Indonesia telah membangun pabrik baru, di antaranya Nestle, Frisian Flag, dan Unilever.

"Pembangunan pabrik baru itu menunjukkan tingginya keterlibatan perusahaan Eropa di Indonesia selama new normal. Saya tidak bisa menyebutkan satu persatu investasi di sektor keuangan, digital, jasa dan lain-lain," kata dia.

Steimer juga berharap perundingan Perjanjian Ekonomi Komprehensif Indonesia dan Uni Eropa (IEU-CEPA) dapat menciptakan berbagai peluang untuk mengembangkan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Eropa.

Saat ini pembahasan skema perjanjian tersebut sudah memasuki perundingan yang ke-10.

Menurut keterangan Ketua Kelompok Perunding Indonesia Iman Pambagyo, perundingan ke-10 membahas 19 isu runding, di antaranya soal barang, ketentuan asal barang, energi dan bahan mentah, instrumen pengamanan perdagangan, dan hambatan teknis perdagangan.

Perundingan IEU-CEPA menjadi salah satu prioritas untuk diselesaikan oleh pemerintah.

Perundingan itu diluncurkan pada 18 Juli 2016 dan dilakukan berdasarkan panduan perundingan (Scoping Paper) yang mendapat dukungan dari Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Komisi Eropa saat itu Jean-Claude Juncker.

Indonesia berharap IEU CEPA dan implementasi UU Cipta Kerja akan meningkatkan investasi di Indonesia dan membuat Indonesia memiliki daya saing untuk menjadi negara yang lebih maju.

Uni Eropa adalah tujuan ekspor dan asal impor nonmigas terbesar ke-3 bagi Indonesia.

Total nilai total perdagangan Indonesia dan Uni Eropa pada 2020 mencapai 25,5 miliar dolar AS (Rp363,3 triliun).

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021