Sebagai bangsa yang mengaku memiliki nenek moyang pelaut, wajib bagi kita untuk meneruskan cita-cita mulia para pendahulu. Menjadikan laut sebagai kehidupan, namun juga menjaganya untuk masa depan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) meluncurkan film seri "Mangi-Mangi" yang menceritakan persahabatan tiga anak pesisir yang sedang dalam proses mencari jati diri serta membangun perekonomian melalui budidaya kepiting soka.

"Sebagai bangsa yang mengaku memiliki nenek moyang pelaut, wajib bagi kita untuk meneruskan cita-cita mulia para pendahulu. Menjadikan laut sebagai kehidupan, namun juga menjaganya untuk masa depan," kata Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam peluncuran secara virtual, Rabu (8/9) seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.

Luhut minta agar para generasi muda, khususnya generasi milenial dan generasi Z bisa menonton film seri tersebut dan peduli serta sadar apa arti laut sesungguhnya.

"Kalian yang ramah dengan gadget dan dunia internet, sepertinya wajib menonton film seri 'Mangi-Mangi' persembahan kami. Tentang suka duka persahabatan anak-anak pesisir yang sedang mencari jati diri. Saya jamin, pasti kalian merasa ada, bahkan menjadi mereka, yang galau dan resah dengan masa depan," ujarnya.

Sesmenko Marves Agung Kuswandono menceritakan tentang besarnya peluang pemanfaatan sektor kemaritiman yang kini belum dilakukan secara optimal. Permasalahan itu pun disampaikan melalui film tersebut.

"Kita membuat Film Seri Mangi-Mangi supaya masyarakat mendapatkan literasi yang lebih baik tentang kemaritiman yang potensinya luar biasa besar sehingga dapat menjadi back bone perekonomian nasional," tegasnya.

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) Kemenko Marves yang juga sekaligus Executive Producer film seri 'Mangi-Mangi' Khairul Hidayati menjelaskan film itu bermuatan literasi tentang upaya konservasi mangrove di Dukuh Pandansari, Desa Kaliwlingi, Brebes.

Di lokasi tersebut, terdapat ekowisata Mangrove Sari yang dikelola secara swadaya oleh kelompok masyarakat yang ternyata merupakan bentuk dari kebangkitan masyarakat Dukuh Pandansari setelah beberapa tahun sebelumnya mengalami bencana yakni diterpa banjir rob hingga mengalami abrasi.

"Namun, kini kondisi itu membaik lantaran warga setempat bersama pemerintah berhasil menanam tanaman mangrove yang mampu menahan abrasi dan berhasil bangkit dari keterpurukan," jelas Hida.

Dalam pembuatan film seri "Mangi-Mangi" ini, Kemenko Marves menjalin kolaborasi dengan Telkomsel. Nantinya film tersebut bisa diakses di platform video on demand Telkomsel, MAXstream.

"Kolaborasi ini menegaskan komitmen Telkomsel sebagai digital lifestyle enabler yang terus aktif dalam menghadirkan beragam konten hiburan berkualitas dan menjadi 'The Home of Entertainment' bagi seluruh lapisan masyarakat. Kami berharap konten inspiratif yang semakin banyak dihadirkan melalui MAXstream dapat terus membuka peluang bagi masyarakat mengoptimalkan beragam potensi diri maupun kearifan lokalnya agar dapat bermanfaat untuk kepentingan bersama," kata Vice President Brand and Marketing Communication Abdullah Fahmi.

Film "Mangi-Mangi" dapat dinikmati oleh pelanggan MAXstream mulai 8 September 2021. Hadirnya film dengan total durasi 31 menit ini diharapkan kian memperkaya varian konten inspiratif yang dihadirkan oleh MAXstream sekaligus mempertegas komitmen memenuhi kebutuhan pelanggan akan hiburan berkualitas dan mendidik.

Baca juga: Direktur CTC: Polusi plastik ancam segitiga terumbu karang
Baca juga: Bappenas libatkan santri dalam menjaga kelestarian laut
Baca juga: Akademisi : Jaga kelestarian ekosistem laut demi anak cucu

 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021