mutlak diperlukan agar Indonesia tidak kehilangan sumber plasma nutfah
Jakarta (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah berhasil menggagalkan pengiriman ilegal 2.044 satwa burung baik yang jenis yang dilindungi maupun tidak dan telah melepasliarkannya di Kawasan Konservasi Suaka Margasatwa Lamandau.

Menurut keterangan resmi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang diterima di Jakarta pada Senin, gabungan BKSDA Kalteng bersama petugas pelabuhan Dinas Perhubungan Kotawaringin Barat, Karantina Pertanian Pangkalan Bun dan KP3 menggagalkan pengiriman ilegal satwa pada Jumat (3/9).

Baca juga: Petugas di Kalteng gagalkan penyelundupan 2.044 burung ke Pulau Jawa

Kepala BKSDA Kalteng Nur Patria mengatakan bahwa koordinasi dan komunikasi antarpetugas di lapangan merupakan salah satu upaya dan kunci keberhasilan dalam menggagalkan penyelundupan satwa itu sehingga bersama-sama dapat menjaga dan melindungi satwa dari kepunahan.

"Sinergi multistakeholder dalam mendukung dan menjaga sumberdaya alam serta kesadaran masyarakat akan pentingnya SDA untuk masa depan mutlak diperlukan agar Indonesia tidak kehilangan sumber plasma nutfah," ujar Nur Patria.

Baca juga: Pembudi daya sarang walet di Kotawaringin Timur-Kalteng diresahkan serangan burung hantu

Dia menjelaskan bahwa petugas gabungan menemukan 56 keranjang berisi ribuan ekor burung di Pelabuhan Penyeberangan Tempenek, Kabupaten Kotawaringin Barat dengan kapal angkut tujuan Kendal di Jawa Tengah.

Puluhan keranjang itu berisi kolibri sejumlah 1.515 ekor, pleci 203 ekor, serindit 30 ekor, jalak 26 ekor, beo 15 ekor, kacer atau kucica kampung 108 ekor, murai 35 ekor, cendet atau bentet kelabu 11 ekor serta cucak hijau 101 ekor.

Baca juga: BKSDA Kalteng tangkap tiga penjual anak burung elang

Dari 56 keranjang yang ditemukan oleh petugas, 1.956 ekor burung masih dalam keadaan hidup dan 88 ekor burung mati.

Burung-burung itu telah dilepasliarkan di Kawasan Konservasi Suaka Margasatwa Lamandau pada Sabtu (4/9) oleh BKSDA Kalteng Seksi Konservasi Wilayah II bersama dengan KP3 Kumai dan Balai Karantina Pertanian Pangkalan Bun.

Baca juga: Ikan kodok Maluku daya tarik pariwisata Ambon butuh perhatian khusus

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021