Mamuju (ANTARA News) - Alat deteksi gempa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat, tidak menemukan adanya titik gempa di Majene.

Kepala BMKG Majene, Edy Sofyan di Mamuju, Jumat, mengatakan, alat deteksi gempa BMKG Majene tidak menemukan adanya titik gempa di Majene seperti isu yang beredar di masyarakat.

Sehingga ia mengatakan, isu gempa di Majene yang menyebutkan akan terjadigempa hari Jumat (26/11) adalah isu menyesatkan.

"Jangan percaya ada isu gempa. Itu tidak benar, isu gempa yang akan disusul tsunami di Majene menyesatkan, tidak bertanggung jawab sehingga tidak dapat dipercaya,"katanya.

Ia meminta masyarakat di Majene tidak terprovokasi dengan isu gempa dan tsunami itu karena secara teknologi telah terbantahkan dan meminta warga berhenti melakukan pengungsian.

"Pemerintah harus bekerja maksimal menenangkan warga karena telah banyak dampak yang ditimbulkan dari isu tsunami yang menyesatkan ini,"katanya.

Dampak yang ditimbulkan isu tsunami di antaranya aktivitas warga di Majene menjadi terganggu karena masyarakat yang bermukim di pesisir pantai Majene mengungsi ke pegunungan dengan membangun tenda darurat.

Selain itu, kepanikan tersebut juga membuat masyarakat nelayan tidak melaut berakibat ikan basah di Majene mengalami kelangkaan.

Ribuan warga yang mengungsi juga meninggalkan barang berharganya di rumah sehingga berpeluang dijarah penjahat.

"Ini harus diakhiri. Masyarakat tidak boleh percaya isu tsunami atau akan mengalami kerugian sendiri, karena aktivitasnya tidak berjalan normal dan barangnya dicuri sekelompok orang yang tidak bertanggung jawab," katanya. (MFH/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010