pelibatan masyarakat sebagai pelaksana juga dilakukan untuk memastikan ada keberlanjutan dari program yang dijalankan BRGM.
Jakarta (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) terus melibatkan masyarakat secara langsung dalam kegiatan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove.

Kepala BRGM Hartono dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, menyatakan pelibatan masyarakat sebagai pelaksana juga dilakukan untuk memastikan ada keberlanjutan dari program yang dijalankan BRGM.

"Selain itu juga, untuk memastikan masyarakat mendapat manfaat langsung, tidak hanya pulihnya ekologi, tapi juga manfaat ekonomi. Masyarakat dekat dengan ekosistem ini," katanya.

Baca juga: BRGM terapkan kamera pemantau antisipasi karhutla di Jambi

Menurut dia, pelaksanaan rehabilitasi mangrove tahun 2021 melibatkan 464 Pokmas dengan rata-rata anggota sekitar 34 orang yang tersebar di Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Papua, dan Papua Barat.

Untuk restorasi gambut, tambah Hartono, sekitar 1.155 kelompok masyarakat terlibat dalam pembangunan infrastruktur pembasahan gambut tahun ini di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua.

Kolaborasi juga dilakukan BRGM bersama Pemerintah Pusat, di antaranya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Desa.

Selain itu, BRGM juga bekerja sama dengan pemerintah daerah wilayah kerja target restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove.

Baca juga: BRGM targetkan restorasi 1,2 juta hektare gambut

Pelaksanaan restorasi gambut dan rehabilitasi mangrove, tambah Hartono, menuai banyak tantangan, namun tidak memupus semangat personil BRGM dalam melaksanakan tugas yang telah diembannya.

"Semangat inilah yang akan menjadi kunci keberhasilan restorasi gambut dan mangrove tahun ini," ujarnya.

Dikatakannya, hingga kini telah dilakukan penanaman mangrove seluas 3,981 hektare, dan sekitar 17,458 hektare lahan mangrove yang telah dipersiapkan dan telah terpasangnya ajir, penyangga bibit mangrove.

"Upaya penanaman bibit mangrove akan terus digalakkan, hingga target penanaman tercapai," katanya.

Upaya serupa juga sedang dilakukan untuk restorasi gambut, tutur Hartono, pembangunan infrastruktur pembasahan gambut (IPG) sedang berlangsung di lapangan.

Penyekatan kanal-kanal yang mengeringkan gambut sampai saat ini sudah terbangun 68 unit sekat kanal, sedang sisanya sekitar 700 unit sedang dalam proses pembangunan. Kemudian untuk menghadapi musim kemarau, dalam rangka mencegah kebakaran gambut kering, telah dibangun 29 unit sumur bor dari target 80 unit tahun ini.

Selain itu jug dibentuk Desa Mandiri Peduli Gambut dan masyarakat telah diberikan pelatihan seperti pengelolaan lahan tanpa bakar, dan pelatihan pemberdayaan perempuan.

Pewarta: Subagyo
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021