Secara operasional strategi ekonomi hijau dan ekonomi biru senantiasa diterapkan di lapangan, dengan menekankan pada kekhasan atau spesifik lokasi dan sistem sosial kemasyarakatan yang melingkupinya.
Jakarta (ANTARA) -
Kantor Staf Kepresidenan (KSP) menjelaskan upaya pemerintah untuk menangkap berbagai investasi tidak akan mengabaikan prinsip ekonomi hijau dan ekonomi biru untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Kantor Staf Presiden (KSP) Bustanul Arifin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa, menjelaskan konsep ekonomi hijau pada pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo, Senin (16/8), adalah pembangunan ekonomi yang juga mempertimbangkan keberlanjutannya.

Baca juga: Presiden tekankan pentingnya Transformasi EBT dan ekonomi hijau

Sementara itu ekonomi biru adalah adalah pembangunan ekonomi yang menekankan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan sosial, serta pada saat yang sama mampu mengurangi risiko lingkungan hidup dan kelangkaan ekologis.

"Secara operasional strategi ekonomi hijau dan ekonomi biru senantiasa diterapkan di lapangan, dengan menekankan pada kekhasan atau spesifik lokasi dan sistem sosial kemasyarakatan yang melingkupinya," kata dia.

Ia mengatakan ada kemiripan antara ekonomi hijau dan ekonomi biru. Keduanya menekankan prinsip meminimalisir sampah atau zero waste dan mendukung prinsip reduce, reuse, and recycle (3R).

"Setiap dua tahun Indonesia telah menyampaikan progres pencapaian secara berkala seluruh tujuan SDGs itu dalam suatu Voluntary National Review (VNR). Pada VNR terakhir tahun 2021 telah disampaikan melalui High-Level Political Forum (HLPF) on Sustainable Development bersama 44 negara lain di dunia, serta tersedia secara daring dan bisa diakses publik," ujarnya.

Baca juga: Bappenas: Ekonomi hijau ciptakan pekerjaan dan investasi yang besar

Indonesia juga berkomitmen untuk melaksanakan seluruh 17 poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

Keterangan Bustanul ini mengelaborasi pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Sidang Tahunan MPR, DPR dan DPD, Senin (16/8) saat membahas ekosistem investasi dan kolaborasi di dunia usaha untuk memperkuat perkembangan ekonomi berbasis inovasi dan teknologi. Hal itu terkhusus ke arah ekonomi hijau dan ekonomi biru yang berkelanjutan.

Sepanjang periode Januari sampai Juni 2021, realisasi investasi Indonesia, --tidak termasuk sektor hulu migas dan jasa keuangan--, sedikitnya Rp442,8 triliun, dengan rincian 51,5 persen di Luar Jawa, dan 48,5 persen di Jawa. Investasi ini menyerap lebih dari 620.000 tenaga kerja Indonesia.

 

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021