Jakarta (ANTARA) - Band pop asal El Paso, Texas, Amerika Serikat Cigarettes After Sex (CAS) tampil secara langsung, live, di platform layanan streaming video Mola TV melalui program Mola Chill Fridays pada Jumat (13/8) malam.

Tanpa basa-basi, suara Greg Gonzalez yang halus mendayu langsung menggema membawakan "Cry" dari album bertajuk sama dari tahun 2019.

Ambien noir sangat terasa sejak awal penampilan CAS yang konsisten dengan penampilan offline-nya, konser daring CAS malam itu juga menyuguhkan estetika sinematik yang disesuaikan dengan suara androgini Gonzales.

Tata panggung berupa kedai kecil tanpa pengunjung dan pencahayaan monokromatik hitam putih menghadirkan sensasi film-film noir yang beratmosfer pesimisme dan sinisme.

Itu selaras dengan tempo lagu yang lambat-lambat dengan iringan gitar lembut dan ketukan pelan drum serta alunan synthesizer.

"Aku penggemar berat sinema, jadinya itu mempengaruhi akar penciptaan lagu kami sih," kata Gonzales di sela-sela penampilannya semalam.
Baca juga: HONNE bawakan lagu-lagu baru, obati kerinduan fans Indonesia

Baca juga: WSATCC bahas asal-usul nama hingga lagu baru di Mola Chill Festival


Greg Gonzales mendirikan CAS pada 2008. Sejak pertama band dibentuk, musiknya sudah banyak mengalami perubahan.

Pada awalnya, Gonzales muda sangat menggemari musik Madonna di era 1980-an. selain itu dia juga banyak mendengar Erasure atau Pet Shop Boys yang identik dengan band elektronik bernuansa disko.

"Awalnya musik kami lebih ke musik pop dinamis dengan lirik-lirik yang penuh pengakuan emosi. Beda banget dengan sekarang. Tapi kemudian aku mulai menyadari perubahan saat sering main gitar," kata dia.

Seiring waktu berjalan dan banyaknya berbagai pengalaman yang membentuk hidupnya, Gonzales merasa jati dirinya yang sebenarnya adalah membawakan lagu-lagu dengan vokal lembut diiringi musik berirama meditatif.

"Itu lebih cocok sih dengan kepribadianku sekarang dibanding membawakan pop dinamis seperti dulu. Itu butuh waktu sekira empat tahun sejak band berdiri sampai bisa pada statusnya yang sekarang," kata Gonzales.

Band lantas melanjutkan membawakan lagu-lagu hits mereka yang penuh emosi, berturut-turut "Sweet", "You’re All I Want" dan "K." dengan transisi super halus, nyaris seperti tak ada jeda.

Gonzales adalah pengagum film-film Prancis, utamanya film-film lawas tanpa warna.

"Benar, aku banyak terpengaruh sinema dan musik Prancis. Entah kenapa... Ada sesuatu dari musik dan film Prancis yang mempengaruhi jiwaku secara mendalam," kata dia yang film favoritnya adalah "Jules and Jim" karya Truffaut.

Mungkin hal itu yang membuat penampilan CAS senantiasa berada di rona hitam dan putih.

Band kemudian membawakan lagu "Keep On Loving You", "Nothing's Gonna Hurt You Baby" dan "Heavenly".

Impian Gonzales sendiri adalah memadukan lagu-lagunya dengan adegan film yang membuat emosi penonton meluap-luap.

"Aku suka saat karyaku ada di film karena aku tumbuh dengan menonton banyak film, ada banyak momen ikonis dalam film saat adegan sempurna berpadu dengan lagu yang pas sehingga membuat momen itu jadi lebih baik dari yang diduga," kata dia.

Memiliki kesempatan berpartisipasi dalam proyek seperti itu merupakan impian Gonzales sejak kecil.
Penampilan band Cigarettes After Sex (ANTARA/HO)

Menulis lagu sebagai memoar

Jika diselami dengan seksama, lirik-lirik lagu Cigarette After Sex rata-rata menunjukkan kebiasaan Gonzales dalam menuliskan tentang romansa yang manis.

"Caraku menulis lagu memang seperti sedang membuat jurnal kenangan. Seperti memoar. Ada beberapa lagu yang seluruh liriknya berdasar kenyataan atau seperti realitas yang dibuat intens seperti di lagu 'Hey' di mana semua kejadian di lagu itu kisah nyata tak ada yang kukarang," katanya.

Mengabadikan perasaan dalam bingkai lagu menjadi sebuah terapi bagi Gonzales di mana dia bisa membicarakan semua emosi dan tak akan melupakannya dalam jangka panjang.

Meski demikian ada juga lagu yang sifatnya fantasi seperti "Opera House".

"Aku mengambil ide romansa dengan orang di masa lalu lalu yang kubuat itu seolah-olah seperti kejadian nyata padaku, membuat kisah surealis dengan emosi yang sungguhan," kata dia.

Gonzales mengaku lagu-lagu CAS yang populer justru yang ditulis berdasarkan memoarnya misalnya "It's Not Gonna Hurt You Baby".

Bahkan, lagu berjudul "Hentai" menurut Gonzales merupakan kisah nyata tentang pertemuan pertama dia dan kekasihnya.

"Aku suka membuat lagu soal peristiwa yang sungguh terjadi. Bagiku itu mengandung kekuatan besar. Kurasa selamanya aku mau pakai metode ini."

Menghasilkan karya yang bagus diakui Gonzales selalu menjadi beban bagi dia dan rekan-rekannya di CAS.

"Beban seperti itu selalu ada bahkan setelah membuat single pertama kami di tahun 2012, kami butuh waktu lama untuk membuat lagu selanjutnya karena itu hal bagus pertama yang pernah kulakukan jadi single pertama kami dirilis tahun 2012 lalu album kami dirilis tahun 2017, bedanya lima tahun."

Ada kesulitan dan perjuangan di balik upaya menindaklanjuti dan menjaga musik agar tetap terasa magis dan menyenangkan.

:Kadang hal itu terasa sulit kadang mudah saja jadi kalian akan mendengar banyak musik baru dari kami," katanya.

Tahun 2020 menjadi tahun yang sibuk bagi CAS. Mereka tengah menyiapkan lagu-lagu baru.

"Kami amat bersemangat dengan fase baru musik kami nanti, kita lihat saja nanti," kata Gonzales mengakhiri konser dengan lagu "Apocalypse" dan "Dreaming of You".

Baca juga: Teza Sumendra sempat jenuh bermusik

Baca juga: "De Oost" dan perang yang tak akan membawa kita ke manapun

Baca juga: Svmmerdose tampil dalam Mola Chill Fridays

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021