Surabaya (ANTARA) - Upaya untuk memutus penularan COVID-19 dengan vaksinasi di Pulau Madura, Jatim, dibutuhkan gerakan gotong royong  atau kolaborasi antara anak-anak, orang tua, tokoh agama, serta pemerintah setempat.

"Pada masa pandemi seperti sekarang ini vaksinasi menjadi kunci untuk menciptakan kekebalan komunal," kata Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Trunojoyo, Surokim Abdussalam dalam dialog SosEdu Anak Bangkalan yang digelar virtual oleh Jurnalis Sahabat Anak (JSA) dan UNICEF Indonesia di Surabaya, Minggu.

Vaksinasi dan penerapan 3M atau memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak, menjadi senjata utama untuk bisa menekan laju penularan. Dengan pertahanan diri yang kuat dari masyarakat, penularan di berbagai wilayah di Madura bisa terus ditekan.

Baca juga: Terminal Larangan Tokol Pamekasan disekat tim Satgas COVID-19 gabungan

Pelaksanaan vaksinasi di Provinsi Jawa Timur untuk anak usia 12-17 tahun semakin masif dilakukan dan Pemprov Jatim juga sudah menyiapkan 38.000 dosis vaksin untuk anak-anak di 38 kabupaten/kota.

Menurut Surokim, kultur anak-anak dan remaja di Madura adalah taat dan patuh pada orang tua, guru dan kiai mereka. Untuk itu, anak-anak dan remaja supaya mau divaksin dibutuhkan keteladanan dan restu dari orang tua.

"Ini sangat penting di Madura. Peran orang tua, tokoh agama dan tokoh masyarakat menjadi kunci dari kesuksesan vaksinasi anak di Madura," ujar Surokim.

Ia melanjutkan jika para orang tua dan tokoh yang dihormati sudah menyerukan pentingnya vaksinasi, tidak perlu lagi iming-iming pemberian sembako bagi yang mau divaksin, termasuk pemaksaan administratif, karena kepatuhan di masyarakat bisa diarahkan.

Sementara itu, Kepala Divisi Penyakit Infeksi dan Pediatri Tropis, Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Dr. Dominicus Husada dr.,DTM&H.,MCTM(TP).,SpA(K) mengatakan hingga saat ini belum ada obat untuk COVID-19.

"Sehingga, yang bisa dilakukan adalah dengan upaya pencegahan berupa protokol kesehatan 3M atau 5M serta vaksin," katanya.

Kepala Perwakilan Kantor UNICEF Surabaya Ermi Ndoen menjelaskan ada banyak kreativitas yang ditunjukkan oleh anak-anak selama masa pandemi COVID-19. Mereka tak hanya diam, beberapa di antaranya juga terus membantu teman sebayanya maupun keluarganya melalui cara mereka yang unik, termasuk ajakan untuk menerapkan protokol kesehatan serta menerapkan 3M.

Baca juga: Tambah tujuh, positif COVID-19 di Pamekasan-Jatim bertambah 45 orang

Baca juga: Sekretaris F-PPP DPR bantu warga terdampak COVID-19 di Madura


"Banyak kreativitas anak yang muncul di tengah keterbatasan masa pandemi ini. Mereka ada yang membuat lagu, video, bernyanyi di berbagai ruang digital. Ini adalah semangat gotong royong yang terus terjaga," kata Ermi.

Ia meyakini dengan spirit gotong royong yang dilakukan berbagai pihak bisa memunculkan harapan di masa pandemi. "Meskipun tidak bisa kemana-mana karena pandemi ini, tapi kreativitas anak-anak terus bermunculan," katanya.

Salah satu anak Bangkalan, Madura Arsyad Habibillah mengaku dirinya memilih untuk divaksin karena yakin akan manfaatnya. Memang, informasi tentang vaksin di daerahnya banyak yang simpang siur. Tapi, ia keputusannya untuk ikut vaksinasi akan membawa dampak yang baik bagi dirinya dan keluarga.

"Setelah divaksin saya baik-baik saja, juga semakin optimistis. Saya juga akhirnya mengajak teman-teman serta keluarga saya di rumah untuk ikut vaksinasi," kata Habib.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021