Banda Aceh (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) menyebutkan sebanyak 56 kali bencana alam yang terjadi di provinsi ujung barat Indonesia itu sepanjang Juli 2021, dan kebakaran pemukiman atau rumah penduduk menjadi yang paling dominan.

“Kebakaran pemukiman mendominasi bencana selama Juli 2021, yang tercatat sebanyak 25 kali kejadian,” kata Kepala Pelaksana BPBA Ilyas melalui Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) di Banda Aceh, Selasa.

Ia menjelaskan bencana itu terjadi merata hampir di seluruh wilayah Aceh, yakni Kabupaten Pidie, Aceh Besar, Bener Meriah, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Timur, Lhokseumawe, Aceh Barat Daya, Langsa, Aceh Tenggara, Banda Aceh dan Subulussalam.

Selama Juli 2021, BPBA juga mencatat 11 kali peristiwa bencana angin puting beliung yakni Aceh Barat Daya, Sabang, Bener Meriah, Aceh Tengah, Nagan Raya, Pidie Jaya, Bireuen, Langsa dan sejumlah daerah lainnya.

Baca juga: 30 unit kios pasar hangus terbakar di Aceh Tamiang

Baca juga: BPBD berhasil padamkan kebakaran di tiga rumah warga di Aceh Barat


Tak hanya itu, pihaknya juga menyebutkan 11 kali kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Tanah Rencong itu. Karhutla paling dominan terjadi di wilayah dataran tinggi Bener Meriah sebanyak sembilan kali, dan dua kejadian lainnya di Aceh Tengah dan Aceh Barat.

Pusdatin BPBA juga mencatat sembilan kejadian bencana banjir sepanjang bulan lalu yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota seperti di Nagan Raya, Aceh Jaya, Aceh Selatan, Aceh Besar, Aceh Barat Daya, Aceh Jaya, Aceh Timur dan Bireuen.

Oleh karenanya, kata Ilyas, total kejadian bencana sepanjang pada Juli 2021 itu mencapai 56 kali, dengan jumlah korban terdampak sebanyak 13.362 orang dalam 5.189 kepala keluarga (KK) di seluruh Aceh.

“Perkiraan total kerugian akibat bencana di Aceh sepanjang Juli 2021 ini sekitar Rp27,3 miliar,” kata Ilyas.

Kebakaran memang masih menjadi bencana yang paling dominan terjadi di bumi Serambi Mekkah itu, terutama kebakaran pemukiman. Kebakaran pemukiman itu hanya dapat diminimalkan dengan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat.

“Misalnya dengan memeriksa instalasi listrik yang sudah tua yang menjadi sebab utama kebakaran,” katanya.

Sedangkan penyebab lainnya adalah perlu kewaspadaan dalam mengelola sumber panas di rumah tangga seperti mematikan kompor dan barang-barang eletronik yang harus diawasi dengan baik, katanya lagi.*

Baca juga: Ceroboh bakar sampah picu kebakaran rumah di Pidie

Baca juga: Kapolda sebut kebakaran hutan dan lahan di Aceh karena dibakar

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021