Mahasiswa merupakan kekuatan bagi Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan pihaknya bekerja sama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) memfasilitasi mahasiswa untuk melakukan riset.

“Kami memastikan bahwa riset merupakan new magang atau magang model baru. Jadi kalau kita ada proyek riset imersif, teknologi, energi, teknik, bahkan riset kebijakan, apapun itu bisa dijadikan dan statusnya sama dengan magang bersertifikat,” ujar Nadiem dalam acara kelulusan Bangkit 2021 di Jakarta, Kamis.

Dia menambahkan riset mahasiswa tersebut yang dilakukan bersama BRIN tersebut, akan diinisiasi oleh perguruan tinggi masing-masing. Selain itu, riset mahasiswa juga disinkronisasi dengan pelantar Kedaireka untuk dihilirisasi.

Saat ini, lanjut Nadiem, sejumlah kementerian menantikan kolaborasi dengan Kemendikbudristek dalam program Kampus Merdeka. Misalnya saja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) yang berkolaborasi dengan kampus dalam membina Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

“Jika evaluasinya bagus, maka akan kami tingkatkan lagi karena mahasiswa merupakan kekuatan bagi Indonesia,” tambah dia.

Baca juga: Kemendikbudristek: Riset harus sesuai dengan kebutuhan riil

Baca juga: Kemendikbudristek luncurkan program riset terapan dosen vokasi


Nadiem mengucapkan selamat pada mahasiswa yang lulus pada program Bangkit 2021. Menurut Nadiem, program tersebut tidak hanya mengajarkan mahasiswa untuk menjadi pengusaha tetapi juga memiliki nilai sosial yang tinggi.

Bangkit 2021 merupakan program Kemendikbudristek bersama dengan perusahaan swasta seperti Google, Gojek, Tokopedia, dan Traveloka. Sebanyak 2.250 mahasiswa lulus dari program tersebut.

Program Bangkit menawarkan pembelajaran pemrograman dengan pengembangan android, machine learning, ddan dasar-dasar cloud yang berfokus pada Google Cloud Platform.

Program Bangkit bekerja sama dengan 15 universitas mitra. Para mahasiswa mendapatkan pelatihan selama 18 pekan dan kemudian di akhir semester, akan dipilih 15 tim proyek akhir untuk pengembangan lebih lanjut termasuk hibah inkubasi dan dukungan dari perguruan tinggi yang menjadi mitra program itu. Peserta terbaik, akan mendapat pelatihan dari Stanford University melalui program khusus yang telah siapkan.

Baca juga: Kemendikbudristek: Riset terapan harus hasilkan produk

Baca juga: Kemendikbudristek optimistis inovasi mahasiswa buat masyarakat maju


Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021