Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mengintensifkan pelaksanaan pelacakan, pemeriksaan, dan penanganan kasus penularan COVID-19 di daerah dengan risiko penularan virus tinggi.

“Kita akan meningkatkan testing dan tracing (pelacakan) kita tiga sampai empat kali lipat dari yang ada sekarang seperti di negara-negara lain yang sedang naik tinggi kasusnya,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian yang diterima di Jakarta, Jumat.

Budi mengatakan bahwa kapasitas pemeriksaan yang saat ini sekitar 100 ribu testing per hari ditargetkan meningkat menjadi 400 ribu testing per hari.

Dia meminta pemerintah daerah meningkatkan kapasitas pemeriksaan COVID-19 di wilayah masing-masing supaya target tersebut bisa tercapai.

Menteri Kesehatan menjelaskan, penggiatan pelacakan dan pemeriksaan ditujukan untuk mempercepat penemuan kasus suspek dan orang-orang yang melakukan kontak erat dengan penderita COVID-19.

“Prioritas testing kita perbaiki, testing ini untuk kepentingan epidemiologi, bukan untuk testing skrining, jadi benar-benar kita kejar suspek dan kontak eratnya,” katanya.

Ia mengatakan bahwa pemerintah daerah boleh melakukan pemeriksaan antigen menggunakan alat tes diagnostik cepat (RDT) atau melakukan pemeriksaan menggunakan metode PCR untuk melacak penularan COVID-19.

"RDT Antigen diutamakan bagi daerah yang alat diagnosisnya terbatas, sehingga hasilnya bisa diketahui lebih cepat dan tes dapat dilakukan secara masif sehingga dapat mempercepat tracing," katanya.

Budi mengatakan bahwa selain mengintensifkan pelacakan riwayat kontak erat penderita COVID-19 pemerintah akan memastikan mereka yang melakukan kontak erat dengan penderita infeksi virus corona menjalani karantina sampai dinyatakan bebas infeksi guna mencegah penularan virus meluas.

Baca juga:
Tes COVID-19 ditargetkan mencakup 324.283 orang/hari saat PPKM Darurat

Ahli: Perkuat surveilans untuk antisipasi lonjakan kasus COVID-19

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021