Kami menuntut Gubernur Murad Ismail dapat merealisasikan janjinya untuk membangun infrastruktur dasar saat berkampanye di Kilmury
Ambon (ANTARA) - Puluhan pemuda yang tergabung dalam Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kilmury (HPPMK), Kabupaten Seram Bagian Timur demonstrasi di kantor Gubernur Maluku, Rabu untuk menuntut realisasi janji Gubernur Maluku Murad Ismail saat melakukan kampanye politik jelang Pilkada Maluku tahun 2018.

"Kami menuntut Gubernur Murad Ismail dapat merealisasikan janjinya untuk membangun infrastruktur dasar saat berkampanye di Kilmury," kata koordinator aksi Yasir Kwairumahratu saat berdemo di kantor Gubernur Maluku.

Gubernur Murad juga sempat berkunjung ke kecamatan Kilmuri pada Desember 2020, dan berjanji akan memerhatikan percepatan pembangunan di wilayah tersebut, terutama infrastruktur dasar, baik transportasi, sarana kelistrikan dan kesehatan.

Para mahasiswa menilai Gubernur Murad lupa diri atas janji-janji politiknya kepada masyarakat di Kilmury, sebagai salah satu wilayah tertinggal di kabupaten Seram Bagian Timur.

Baca juga: Gubernur imbau warga di selatan Pulau Seram tetap waspadai gempa

Baca juga: Gubernur Maluku: Masyarakat harus terlibat mengelola Blok Masela


Menurut mereka, saat berkampanye disana Gubernur Murad berjanji akan memerhatikan pemerataan pembangunan infrastruktur dasar di Kilmury, terutama listrik, pendidikan dan kesehatan.
Puluhan pemuda tergabung dalam Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Kilmury (HPPMK), Kabupaten Seram Bagian Timur berdemo di depan kantor Gubernur Maluku, di Ambon, Rabu (23/6/2021). ANTARA/Jimmy Ayal

Namun, demonstrasi yang semula berjalan lancar itu, mendadak diwarnai kericuhan antara pendemo dengan personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), karena para pendemo mendesak untuk masuk ke halaman kantor Gubernur Maluku.

Beberapa pendemo berupaya memanjat pagar kantor Gubernur yang dijaga ketat puluhan personel Satpol PP, sehingga terjadi aksi "baku pukul" (berantem) dengan petugas Satpol PP di depan gerbang barat kantor Gubernur.

Beberapa pendemo akhirnya diamankan personel Polresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease. Masing-masing satu personel Satpol PP Pemprov Maluku dan pendemo menderita luka lecet dalam aksi anarkis tersebut.

Karena tidak ada satu pun pejabat Pemprov Maluku yang bersedia menemui mereka, akhirnya para pendemo membubarkan diri.

Pewarta: Jimmy Ayal
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021