Pertanian organik pengaruhi kesuburan tanah.
Purwokerto (ANTARA) - Akademisi dari Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto  Dr. Purwanto mengatakan bahwa pertanian organik memiliki banyak manfaat bagi kesuburan dan kesehatan tanah.

"Pertanian organik pengaruhi kesuburan tanah," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.

Dosen jurusan agroteknologi Fakultas Pertanian Unsoed itu menambahkan keuntungan dari pengembangan pertanian organik dapat dilihat dari beberapa sisi di antaranya dari sisi kesuburan dan kesehatan tanah.

Baca juga: Kementan fokus pemenuhan pangan masyarakat pada 2022

Selain sisi kesuburan dan kesehatan tanah, tambah dia, keuntungan lainnya juga dapat dilihat dari keseimbangan ekosistem, nutrisi, serta dari sisi ekonomi.

"Dari sisi kesuburan tanah dan kesehatan tanah keuntungannya antara lain dapat meningkatkan kadar bahan organik tanah. Pengembangan pertanian organik akan bertumpu pada penggunaan pupuk organik dan hal ini akan membuat kadar-kadar karbon organik tanah makin meningkat di mana pada umumnya tanah sawah Indonesia kadar karbon organik tanahnya rendah," katanya.

Dia menambahkan bahwa bahan organik tanah merupakan sumber karbon bagi mikroorganisme tanah sehingga aktivitas mikroba tanah yang berguna akan makin meningkat. "Dampaknya adalah meningkatnya kadar hara dari aktivitas bakteri penambat nitrogen dan bakteri pelarut fosfat," katanya.

Baca juga: Menteri Pertanian: Realisasi produksi pangan meningkat

Dia menambahkan bahwa aktivitas mikroba tersebut sangat berguna dalam "rhizosfer" tanaman yakni salah satu bagian tanah yang mengandung banyak mikroba yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.

"Dengan demikian maka akan dapat menstimulasi kekebalan tanaman terhadap hama dan penyakit tanaman," katanya.

Sementara itu dia juga menambahkan bahwa pertanian organik juga dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem.

"Dari sisi keseimbangan ekosistem, terutama komponen ekosistem akan tetap berada pada keseimbangannya sebab pengendalian hama dan penyakit dalam sistem pertanian organik tidak menggunakan pestisida kimia yang berspektrum luas selain itu konsepnya menitikberatkan pada pengendalian populasi hama dan penyakit tanaman," katanya.

Untuk itu, kata dia, pengembangan pertanian organik harus dilakukan dan disosialisasikan secara intensif.
"Sosialisasi, edukasi, serta pendampingan bagi petani harus terus dilakukan secara intensif dan berkala," katanya.
 

Pewarta: Wuryanti Puspitasari
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021