Kepala Stasiun Kereta Api Tanjungkarang, Muhaimin, mengatakan, di Bandarlampung, pemudik yang akan menggunakan jasa kereta api di stasiun itu sudah antre sejak pukul 04.00 WIB dini hari karena mereka khawatir tidak mendapatkan tiket untuk mudik Lebaran 2010.
Ia menyebutkan, pihaknya baru akan membuka atau melayani pembelian tiket pada pukul 06.00 WIB, namun apabila pemudik yang antre makin padat akan segera dibuka meski belum waktunya.
"Hal tesebut dimaksudkan untuk mengantisipasi penumpukan atrean pembelian tiket di loket KA ekspres Rajabasa tujuan Lampung-Palembang itu," kata dia.
Antrean pemudik, sambung dia, lebih banyak daripada hari sebelumnya karena diprediksi pada dua hari menjelang (H-2) Lebaran 2010 akan terjadi lonjakan penumpang yang signifikan.
Meski makin banyak pemudik atau calon penumpang KA yang antre, kata dia lagi, pihaknya tetap membatasi pembelian tiket per orangnya.
"Masing-masing calon pemudik hanya boleh memesan tiga tiket, hal tersebut untuk menghindari adanya calo," ujar dia.
Jika masih ada kursi yang tersedia, sambung dia, loket pemesanan tiket akan tetap dibuka hingga hari keberangkatan.
"Mereka rela mengantre sejak dini hari untuk mendapatkan tiket KA ekspres Rajabasa yang juga kelas ekonomi dengan tujuan Lampung-Palembang karena pada hari ini diperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah penumpang yang akan menggunakan jasa kereta api," terang dia.
Sebagian pemudik yang antre, lanjut dia, sejak Selasa malam (7/9) menginap di Stasiun KA Tanjungkarang, sehingga setelah gerbang ke loket tiket dibuka mereka langsung menyerbu dan mengantre di depan loket.
Ia mengimbau kepada seluruh calon penumpang yang juga pemudik tidak perlu khawatir akan kehabisan tiket KA Lampung-Palembang, karena stok tiket kita mencukupi, bahkan tiket berdiri juga akan diberlakukan.
Untuk mengantisipasi melonjaknya jumlah penumpang seperti tahun-tahun sebelumnya, lanjut dia, PT Kereta Api Indonesia menambah gerbong untuk mengankut pemudik itu, sedangkan tiket berdiri juga akan dijual langsung pada hari keberangkatan.
(ANT050/A023)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010
