Kita larang adalah warga yang hendak berwisata
Mataram (ANTARA) - Puluhan warga yang hendak masuk ke wilayah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan tujuan merayakan "Lebaran Topat" (ketupat) 1442 Hijriah, pada sejumlah objek wisata diminta putar balik sebagai upaya penyekatan mobilisasi masyarakat di tengah pandemi COVID-19.

Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Mataram Lalu Martawang di Mataram, Kamis, mengatakan, berdasarkan informasi dari petugas di pintu masuk kota, putar balik kendaraan yang akan masuk ke wilayah kota sudah dilakukan terhadap puluhan pengendara kendaraan baik roda dua maupun roda empat.

"Misalnya, di posko perbatasan Dasan Cermen, sejak pukul 08.00-13.00 Wita, tercatat 29 kendaraan roda dua dengan jumlah orang 39 dan sebanyak delapan kendaraan roda empat jumlah orang 27 diminta putar balik. Jumlah itu, belum termasuk pada posko lainnya," katanya.

Menurutnya, putar balik terhadap pengendara yang hendak masuk ke Kota Mataram itu diprioritaskan bagi warga yang akan berwisata merayakan Lebaran Topat yang dirayakan seminggu setelah Idul Fitri, dengan ritual ziarah makam keramat, doa dan zikir, kemudian berwisata.

"Pasalnya, semua objek wisata termasuk makam keramat di Kota Mataram ditutup sampai 23 Mei 2021. Jadi buat apa mereka masuk ke wilayah kota," katanya.

Namun demikian, warga luar Kota Mataram boleh tetap masuk ke wilayah kota jika itu berhubungan dengan masalah kesehatan atau hendak menuju rumah sakit, serta masuk kota untuk bekerja.

Baca juga: Pedagang janur jadi incaran warga Mataram sambut "Lebaran Topat"

Baca juga: Pemkot Mataram siapkan pengamanan perayaan "Lebaran Topat"


"Kalau untuk urusan kesehatan dan pekerjaan silakan masuk kita tidak larang asal sesuai dengan protokol kesehatan. Yang kita larang adalah warga yang hendak berwisata," katanya.

Lebih jauh Martawang mengatakan, berdasarkan hasil pantauannya ke sejumlah objek wisata di Kota Mataram, Alhamdulillah kondisinya aman terkendali dan sesuai harapan yakni tidak ada mobilisasi masyarakat datang ke objek wisata untuk merayakan Lebaran Topat.

Seperti, Pantai Ampenan, Pantai Gading, Laong Baloq, dan kolam renang Cantika, sepi pengunjung. Ini artinya, masyarakat sudah kooperatif merayakan Lebaran Topat di rumah.

"Kalau tidak pandemi, ribuan warga akan tumpah ruah disepanjang pantai merayakan puncak Lebaran Topat yang merupakan lebaran setelah enam hari puasa Syawal," katanya.

Kendati demikian, petugas gabungan baik dari unsur TNI/Polri, Satpol PP dan Dinas Perhubungan, tetap melakukan pengawasan pada pintu masuk serta objek wisata di sepajang 9 kilomter pantai serta wisata religi.

"Bahkan pada beberapa pintu masuk, petugas dari Dinas Kesehatan menyiapkan alat swab antigen, dan GeNose sebagai deteksi dini paparan COVID-19 terhadap warga yang terindikasi berpotensi tertular COVID-19," katanya.

Baca juga: Satgas COVID-19 perketat pengawasan objek wisata saat "Lebaran Topat"

Baca juga: Dampak pandemi COVID-19, Pemkot Mataram tiadakan "Lebaran Topat"

Pewarta: Nirkomala
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021