Jakarta (ANTARA) - Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (Pergizi Pangan) Indonesia mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai penurunan kekebalan tubuh atau imun akibat salah mengonsumsi menu makanan favorit saat Idul Fitri 1442 Hijriah/2021 Masehi.

"Selalu bijak memilih dan mengonsumsi makanan dan minuman. Berbagai kajian menunjukkan bahwa kegemukan, kelebihan konsumsi gula, garam (natrium) dan lemak, stres kronik dan kurang tidur meningkatkan risiko gangguan imunitas (kekebalan tubuh) dan gangguan kesehatan," kata Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia Hardinsyah dalam acara Webinar Series, Rabu.

Hardinsyah mengingatkan masyarakat agar membatasi asupan gula, garam dan lemak atau membatasi makanan dan minuman yang manis, asin dan berminyak.

Baca juga: Tips siapkan hidangan Lebaran antiribet

Selain itu upaya untuk mempertahankan berat badan normal dapat dilakukan dengan meningkatkan asupan serat pangan, sesuai anjuran gizi seimbang oleh Kementerian Kesehatan.

Penerapan protokol kesehatan, kata Hardinsyah, perlu disertai dengan upaya untuk meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh dengan menerapkan prinsip gizi seimbang.

Prinsip Gizi Seimbang ini meliputi hidup aktif, bergerak dan berolahraga, menjaga berat badan normal, mengonsumsi makanan yang aman, beragam dan cukup, serta menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Hardinsyah menambahkan Indonesia masih menghadapi pandemi COVID-19. Berbagai upaya pemerintah, masyarakat dan komponen bangsa telah berhasil menurunkan laju penambahan kasus baru COVID-19 pada Februari-Maret 2021 dibanding bulan-bulan sebelumnya.

Baca juga: Ide agar opor dan gulai saat Lebaran lebih menyehatkan

"Kejadian libur akhir tahun 2020 serta kejadian ledakan kasus baru COVID-19 di berbagai negara termasuk di India bulan lalu seharusnya menjadi pembelajaran penting bagi kita semua," katanya.

Oleh karena itu Pergizi Pangan mengimbau masyarakat untuk menyikapi dengan baik dan mematuhi peraturan pemerintah pusat dan daerah dalam pencegahan COVID-19, termasuk pada masa Lebaran 2021. "Perlu diperhatikan protokol kesehatan terkait kegiatan mudik, lebaran keluarga dan wisata," katanya.

Hardinsyah mengatakan puasa Ramadhan yang telah dilakukan dengan baik dan benar mendatangkan banyak kebaikan dalam pengendalian lemak, sistim hormon dan metabolik tubuh, serta latihan kedisiplinan dan kejujuran.

"Kebaikan yang telah diraih ini sebaiknya dijaga mulai hari Lebaran pertama dengan cara menghindari makan berlebihan, dan setelah lebaran melaksanakan anjuran puasa syawal atau puasa berselang, seperti puasa Syawal, puasa Senin dan Kamis, atau puasa lainnya yang dianjurkan bagi yang berkenan dan sesuai kemampuan," katanya.

Pesan terakhir yang disampaikan Hardinsyah kepada masyarakat agar merayakan Lebaran dengan penuh kebahagian.

"Rasa bahagia juga turut meningkatkan imunitas tubuh yang kita perlukan untuk hidup sehat baik di masa pandemi dan tidak pandemi. Rasa bahagia dalam silaturahim tidak hanya bisa dilakukan dengan mudik, tetapi bisa secara daring," katanya.

Baca juga: Menteri Trenggono ingin masyarakat ramaikan Lebaran dengan menu ikan
Baca juga: UNICEF: Makanan tidak sehat telah dikenalkan pada anak usia 6-23 bulan
Baca juga: PDIB: Makanan sehat bergizi jaga imun jalani puasa

 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021