Jakarta (ANTARA) - Kasi Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Sadono Iwan mengatakan pemkab setempat akan membangun ratusan unit hunian sementara (Huntara) bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan.

“Akan dibangun 300 unit, sementara sudah dibangun 14 unit dengan luas lahan 4x6 meter dan akan dibangun juga rumah semi permanen dengan tahap awal 5 unit, selain itu ada bantuan huntara oleh lembaga serta relawan,” ujar Sadono dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Sadono yang juga menjabat sebagai Pelaksana tugas Kabid Kedaruratan dan Logistik menuturkan Kabupaten Malang telah mengalami beberapa kali gempa, di antaranya tahun 2013, 2017 dan 2021.

“Tahun 2013 total 200 rumah terdampak, 2017 tidak ada kerusakan signifikan dan terakhir pada tahun 2021 ini, di mana 32 dari total 33 kecamatan di wilayah kabupaten Malang menjadi wilayah terdampak gempa dengan total rumah rusak sejumlah 11.360,” ujar dia.

Dalam penanganan paska gempa Malang pada 10 April lalu, diterjunkan 11 alat berat untuk mempermudah proses evakuasi.

Selain itu, BPBD Kabupaten Malang mendirikan tiga dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat dan didirikan posko di setiap kecamatan.
Baca juga: Presiden: Pemerintah bantu warga bangun rumah rusak akibat gempa
Baca juga: Presiden tinjau lokasi terdampak gempa di Kabupaten Malang


“BPBD bersama relawan dan stakeholder lainnya, mendirikan tiga dapur umum yang perharinya dapat memproduksi sekitar 5.000 bungkus. Selain itu juga menurunkan sembilan unit alat berat dan tiga mobil tangka air bersih, kemudian kami membangun posko di tiap kecamatan untuk mempermudah kordinasi dan distribusi logistik,” ujar Sadono.

Adapun dalam diskusi pembelajaran penanganan gempa bumi magnitudo 6,1 Provinsi Jawa Timur yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Penanggulangan Bencana (Pusdiklat PB) BNPB secara virtual, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur Gatot Soebroto mengatakan, terdapat 17 wilayah administrasi setingkat kabupaten dan kota di wilayah Jatim yang terdampak gempa.

“Sebanyak 17 kota dan kabupaten yang terdampak gempa M6,1 yaitu Kabupaten Malang, Lumajang, Bitar, Jember, Probolinggo, Pasuruan, Tulungagung, Trenggalek, Blitar, Pacitan, Kediri, Nganjuk, Ponorogo, Bondowoso, Kota Batu, Kediri dan Kota Malang,” kata Gatot.

Gatot menambahkan bahwa wilayah Jatim memiliki potensi terjadi gempa bumi yang sangat tinggi karena terdapat tujuh sesar aktif dan enam segmen sesar.

“Adapun sesar yang dimaksud meliputi Sesar Naik Pati, Sesar Kendeng, Sesar Pasuruan, Sesar Probolinggo, Sesar Wongsorejo, Zona sesar RMKS (Rembang-Madura-Kangean-Sakala) dan Bawean Fault, sementara itu ada segmen Demak, segmen Purwodadi, segmen Cepu, segmen Blumbang, segmen Surabaya dan segmen Waru.

Dijelaska, gempa di Jatim pernah terjadi di Madiun sejak tahun 1862, kemudian di Rembang, Pacitan dan terakhir di Kabupaten Malang.
Baca juga: Pendataan akibat gempa bumi di Kabupaten Malang rampung
 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021