Tapaktuan (ANTARA News) - Kawanan gajah sumatrea (Elephas maximus Sumatranus) yang diperkirakan mencapai enam ekor merusak tanaman perkebunan warga di desa Pinto Rimba Kecamatan Trumon Timur Kabupaten Aceh Selatan.

Kepala Desa Pinto Rimba, Zakaria Isa (50), di Tapaktuan, Minggu, mengatakan bahwa sejak Sabtu 919/6) kawanan gajah itu telah merusak ratusan pohon sawit dan pipa air bersih untuk masjid An Nur.

"Ada dua hektar lahan sawit yang dirusak gajah, kawanan satwa liar itu juga sudah hampir memasuki pemukiman penduduk, kami sudah berusaha mengusirnya tepi belum menunjukan hasil," kata Zakaria.

Didampingi tokoh masyarakat desa setempat, ia mengatakan gangguan gajah liar beberapa waktu lalu juga telah menghancurkan tiga hektar lahan pembibitan padi dan jagung.

Kawanan satwa dilindungi itu juga memporak-porandakan gubuk milik Samsuddin, Santani, Bustaman dan Ilyas di desa Jambo Dalem yang berjarak sekitar tiga kilometer dari desa Pinto Rimba.

Camat Trumon Timur H Lahmuddin mengatakan selaian desa Pinto Rimba dan Jambo Dalem gangguan gajah liar juga sering terjadi di desa Naca, Ie Jeurneh, Ladang Rimba dan Kapa Sesak.

"Gangguan gajah telah meresahkan masyarakat dan juga menimbulkan kerugian materil yang sangat banyak," kata H Lahmuddin.

Ia berharap pihak terkait tidak menutup mata terhadap persolaan gajah liar itu, sebab mayoritas penduduk di kaki gunung Leuser itu menggantungkan hidupnya disektor pertanian dan perkebunan.

"Saya sudah puluhan kali melaporkan gangguan gajah kepada Pemerintah Kabupaten dan BKSDA, namun hingga saat ini belum ada penangulangan serius," katanya.

Menurutnya upaya pengusiran secara tradisional seperti melempar bola api atau membuat api unggun dan bunyi-bunyian telah dilakukan, namun kawanan satwa dilindungi itu bukannya menjauh akan tetapi semakin mendekati pemukiman penduduk.

"Warga sudah tidak tahu harus berbuat apa lagi, mereka hanya mampu melihat ketika kawanan gajah merusak dan memakan tanaman perkebunanya," kata H Lahmuddin.
(T. KR-IRW/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010