Jakarta (ANTARA) - Kapolres Jakarta Selatan Komisaris Besar Polisi Azis Andriansyah menyatakan wilayahnya sudah nihil zona merah penyebaran COVID-19.

Hal itu berkat sinergi program pemerintah dengan Kampung Tangguh Jaya (KTJ) yang dilaksanakan Kepolisian.

"Kalau menggunakan data PPKM Mikro yang berbasis RT di seluruh Jakarta Selatan, sudah tidak ada yang zona merah," kata Azis Andriansyah di Polsek Cilandak, Jumat.

Adapun sinergi tersebut, yakni program pemerintah melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro, vaksinasi dengan KTJ.

Ia menilai program tersebut memiliki andil dalam mengendalikan penyebaran COVID-19.
Sebelumnya kasus positif aktif di Jakarta Selatan mencapai sekitar 5.000 kasus dan kini sudah menurun mencapai sekitar 1.400 kasus.

"Sekali lagi kita belum tahu analisanya dari mana (penurunan kasus) ini yang menyebabkan turun tapi apa yang dilakukan pemerintah dan Kepolisian, saya yakin tidak sia-sia baik PPKM mikro, vaksinasi dan KTJ itu," katanya.

Baca juga: Polres Jaksel luncurkan Polisi RW untuk membantu pengendalian COVID-19
Baca juga: Polrestro Jaksel gulirkan polisi "RW" tiap kelurahan
Kapolres Metro Jakarta Selatan Azis Andriansyah usai meresmikan aula di Polsek Cilandak, Jumat (19/3/2021). (ANTARA/Dewa Wiguna)

KTJ memiliki peran dalam pengendalian penyebaran COVID-19 dengan mengajak warga menerapkan protokol kesehatan, termasuk di dalamnya ada Polisi RW.

Tugas Polisi RW di antaranya mencatat data warga yang terkonfirmasi positif COVID-19 dalam sistem aplikasi KTJ dan memastikan KTJ berjalan dengan optimal.

Saat ini KTJ di Jakarta Selatan mencapai 128 titik di sejumlah RW.

Mantan Kapolres Depok itu menambahkan zona merah di wilayah Jaksel mulai menurun sejak penerapan PPKM Mikro kedua 26 Januari-8 Februari 2021.

Meski zona merah penyebaran COVID-19 di Jaksel sudah nihil, namun masyarakat diminta tetap menerapkan protokol kesehatan.

"PPKM Mikro dan KTJ saat ini sangat efektif tapi kita jangan terlena, mentang-mentang turun terus terlena, kendor protokol kesehatannya, takutnya muncul 'second wave'," katanya.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021