Sehingga anak-anak dapat tumbuh menjadi manusia yang seutuhnya
Jakarta (ANTARA) - Presiden Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia (Osebi) Dr Liliana Muliastuti MPd mengatakan pendidikan sains dan seni kepada siswa harus terikat atau tidak bisa lepas dari pendidikan karakter.

“Sehingga anak-anak dapat tumbuh menjadi manusia yang seutuhnya,” ujar Liliana dalam penutupan Festival Seni dan Budaya (FSB) 2021 secara daring yang dipantau di Jakarta, Ahad.

Pendidikan juga harus mengedepankan pendidikan berkebudayaan sehingga di sekolah siswa tidak hanya diasah kognitifnya saja tetapi juga budaya dan keragaman budaya Indonesia.

Baca juga: Presiden ISPO: Ketekunan meneliti siswa harus terus diasah

Dia menyambut baik pelaksanaan FSB 2021 yang diselenggarakan secara daring tersebut. Pelaksanaan kompetisi tersebut membuktikan bahwa pandemi bukan penghalang untuk terus berprestasi dan berkreasi.

“Tidak mudah, tetapi selalu ada kemudahan. Kreativitas peserta bertambah luar biasa dan juga ada pameran virtual yang dikemas dengan cukup baik,” jelas dia.

Kesungguhan siswa dari sejumlah sekolah di Tanah Air, lanjut dia, membuktikan generasi muda adalah generasi tangguh.

“Penting bagi siswa mengasah kemampuan sains dan bahasa. Bahasa adalah dasar dari logika dan matematika. Teratur tidaknya logika, tecermin dalam bahasa. Keterampilan mengutarakan gagasan dengan komunikasi yang baik,” terang dia lagi.

Baca juga: Kemendikbud: Pusat Prestasi Nasional akan kurasi prestasi siswa

Dia juga menjelaskan bahwa kelisanan dan keaksaraaan menunjukkan perkembangan literasi di Tanah Air.

Ketua Panitia FSB 2021, RS Dwi Prajitno Wibowo mengatakan tema yang diangkat pada FSB kali ini yakni kreativitas menembus batas.

Melalui FSB 2021, pihaknya mencoba melahirkan generasi gemilang bangsa yang tak ragu berinovasi, berperadaban tinggi, mempunyai karakter dan mental yang kuat, dan bermartabat.

FSB merupakan penggabungan program besar antara Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) dan Olimpiade Seni dan Bahasa Indonesia (OSEBI).

Penggabungan dua program besar itu menjadi satu indikasi konkret keberpihakan Panitia FSB terhadap pembangunan generasi muda bangsa yang mempunyai keseimbangan karakter, kritis, inovatif, kreatif sekaligus sopan, santun dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya bangsa.

Baca juga: Hasil penelitian tunjukkan psikologis siswa normal selama BDR

Melalui ISPO anak-anak bangsa didorong mengembangkan kreativitasnya dalam bidang pemikiran kritis dan inovatif, menemukan solusi atas masalah yang dihadapinya, dan melahirkan penemuan-penemuan baru yang dapat membantu mengatasi permasalahan yang ada di tengah masyarakat.

Sementara, melalui Osebi generasi muda bangsa diasah kompetensi musikalitasnya, kinestetik-artistiknya, kreativitas puitisnya, keunggulan literasinya, dan kesadaran akan besarnya budaya bangsanya.

Baca juga: Pelajar NTB juara 1 Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia

Hadirnya kedua karakter utama tersebut dalam diri para generasi muda penerus bangsa ini memberikan kemantapan dan kematangan jiwa-jiwa muda yang akan melanjutkan perjuangan bangsa menghadapi tantangan di masa mendatang.

Untuk ISPO, terdapat enam kategori yakni komputer, biologi, fisika, kimia, lingkungan dan teknologi. Sedangkan untuk Osebi juga tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya yakni menulis puisi, menyanyi, tari kreatif, pembacaan puisi, menulis esai dan menulis cerita singkat.

FSB 2021 diselenggarakan pada 19-21 Februari 2021.

Baca juga: Festival Sains dan Budaya 2021 digelar secara daring

Pewarta: Indriani
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021