Vaksin yang sudah jadi tersebut rencananya akan dialokasikan bagi petugas publik dan tenaga layanan publik, termasuk TNI-Polri, mulai akhir Februari 2021
Jakarta (ANTARA) - PT Bio Farma (Persero) mengungkapkan vaksin COVID-19 bagi petugas layanan publik, termasuk TNI-Polri, akan dialokasikan pada akhir Februari 2021.

Juru Bicara Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan BPOM akan mengeluarkan hasil uji dalam bentuk lab release untuk vaksin COVID-19 yang telah diproduksi oleh Bio Farma dan batch atau gelombang pertama diperkirakan akan selesai pada pekan kedua Februari 2021.

"Vaksin yang sudah jadi tersebut rencananya akan dialokasikan bagi petugas publik dan tenaga layanan publik, termasuk TNI-Polri, mulai akhir Februari 2021," ujar Bambang Heriyanto di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Selasa.

Baca juga: Bio Farma akan produksi 11 juta dosis vaksin COVID-19 pada 13 Februari

Semua bahan baku atau bulk vaksin COVID-19 ini setelah diolah menjadi vaksin terlebih dahulu harus melalui serangkaian uji mutu yang ketat yang dilakukan oleh laboratorium Bio Farma maupun BPOM.

Hal tersebut bertujuan guna memastikan vaksin yang dihasilkan memenuhi standar kualitas dan mutu yang telah ditetapkan.

"Proses pendistribusian vaksin COVID-19 untuk menjaga kualitas vaksin agar tetap terjaga, Bio Farma menggunakan sistem distribusi vaksin yang terintegrasi dilengkapi dengan dashboard Internet of Things (IoT)," kata Bambang.

Baca juga: Bio Farma siap distribusi 4 juta dosis vaksin Covid-19 pada Februari

Lebih lanjut Juru Bicara Bio Farma tersebut menjelaskan untuk diketahui kemasan vaksin COVID-19 kali ini akan diberi nama COVID-19 Vaccine, ini memiliki kemasan berbeda dengan vaksin yang sebelumnya didistribusikan yakni CoronaVac.

Kemasan vaksin CoronaVac sebelumnya yang sebanyak tiga juta dikemas dalam dosis tunggal di mana satu vial berisi satu dosis, dikemas dalam satu dus berisi 40 vial sehingga satu dus berisi 40 dosis.

Sementara vaksin COVID-19 yang saat ini akan diproses di Bio Farma nantinya akan dikemas dalam kemasan multidose di mana satu vial berisi 10 dosis, dan dalam satu dus akan dikemas dalam 10 vial sehingga satu dus berisi 100 dosis.

"Demikian perbedaan kemasan ini, namun tidak membedakan kualitas dari vaksin COVID-19 tersebut," ujar Bambang.

Baca juga: Erick: BPOM telah sertifikasi produksi 100 juta vaksin Covid Bio Farma

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021