Kami kembali mengutuk aksi Amerika Serikat yang meneror Mayjen Qasem Soleimani yang merupakan simbol dan pahlawan anti terorisme dan radikalisme di kawasan Timur Tengah
Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Azad kembali mengutuk aksi Amerika Serikat atas kematian Mayor Jenderal Qasem Soleimani pada 3 Januari 2020.

Pernyataan tersebut disampaikan Dubes Mohammad Azad dalam wawancara dengan Antara di Jakarta, Kamis, dalam rangka haul (peringatan kematian) pertama Komandan Brigade Quds IRCG, Mayor Jenderal Qasem Soleimani yang dibunuh oleh Amerika Serikat.

"Kami kembali mengutuk aksi Amerika Serikat yang meneror Mayjen Qasem Soleimani yang merupakan simbol dan pahlawan anti terorisme dan radikalisme di kawasan Timur Tengah," ujar Dubes Azad.

Ia mengatakan jasa, pengorbanan, keberanian dan keahlian Mayjen Soleimani dalam memerangi ISIS dan kelompok takfiri di Suriah dan Irak merupakan bagian dari sejarah kontemporer yang tak akan terlupakan.

Tindakan keji ini, lanjut dia, adalah serangan teror terhadap pejabat resmi Republik Islam Iran dan merupakan bentuk nyata dari aksi terorisme yang berbasis pemerintahan atau terorisme negara.

"Tindakan biadab ini juga adalah pelanggaran yang luas terhadap berbagai peraturan internasional dan piagam PBB," tutur dia.

Berdasarkan pernyataan pejabat tinggi Irak, lanjut dia, pasukan asing (pasukan AS) melakukan aksi teror terhadap Mayjen Qasem Soleimani saat berkunjung ke Bagdad sebagai tamu resmi negara dan tindakan ini adalah sebuah pelanggaran kedaulatan negara Irak sebagai negara yang berdaulat.

Tindakan jahat yang dilakukan atas konsultasi dan provokasi Rezim Zionis Israel adalah sebuah kesalahan strategis yang akan berujung pada peningkatan rasa ketidakamanan di kawasan, kata Dubes Azad.

Selain itu, ia mengatakan aksi teror ini bertentangan dengan komitmen internasional AS dalam memerangi terorisme dikarenakan AS dengan tindakan kejinya telah melawan orang-orang dan pihak-pihak yang berperang dengan kelompok teroris.

"AS telah membuat tragedi bersejarah dengan menempatkan terorisme dalam kategori baik dan buruk, berdasarkan kepentingan mereka. AS menggunakan pendekatan teror dan terorisme secara selektif sebagai alat untuk memajukan agenda mereka," ujar dia.

Ia mengatakan berbagai pihak yang memberikan dukungan politik, finansial dan jurnalistik bagi tindakan dan kelompok teroris serta oknum-oknum pelaku teror yang bekerja sama dengan agen mata-mata rezim Zionis, adalah bagian dari rantai terorisme internasional.


Baca juga: MPR sampaikan duka cita meninggalnya Qasem Soleimani

Baca juga: Timur Tengah memanas, Indonesia siapkan rencana perlindungan WNI

 

Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2020