Ini masih dasar, yang nantinya harus dikembangkan. Namun, ini adalah ide hasil pemikiran untuk mengembangkan teknologi
Kota Batu, Jawa Timur (ANTARA) - Politeknik Angkatan Darat (Poltekad) memamerkan berbagai hasil riset dan pengembangan teknologi buatan bintara mahasiswa yang nantinya bisa dipergunakan untuk mendukung tugas Operasi Militer Perang (OMP), dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

Komandan Poltekad Kodiklatad Brigjen TNI Nugraha Gumilar mengatakan bahwa riset tersebut, merupakan hasil dari gagasan dan ide para bintara mahasiswa yang menjalani pendidikan selama empat tahun di Poltekad.

"Ini masih dasar, yang nantinya harus dikembangkan. Namun, ini adalah ide hasil pemikiran untuk mengembangkan teknologi," kata Gumilar, di Poltekad Kota Batu, Jawa Timur, Kamis.

Gumilar menjelaskan, ada beberapa hasil riset dan inovasi yang dilahirkan dari tugas akhir para bintara mahasiswa tersebut. Beberapa alat yang dikembangkan untuk OMSP antara lain adalah alat penyemprot hama, dan disinfektan, serta alat pengukur suhu tubuh berbasis android.

Selain itu, ada juga traktor dengan sistem remote control, dan alat penyedia listrik menggunakan tenaga air. Sementara hasil riset untuk mendukung tugas OMP, antara lain adalah roket latih, ban tanpa udara, alat pendeteksi datangnya arah tembakan, dan robot pengintai.

"Ini semua yang dihasilkan, masih dalam bentuk prototipe. Kedepan, jika ingin dikembangkan, perlu ditingkatkan kapasitas-nya," ujar Gumilar.

Baca juga: Kasad bicarakan kerja sama militer dengan Atase Darat Prancis

Baca juga: Andika Perkasa: Pramono Edhie Wibowo jadi inspirasi Angkatan Darat


Ia mencontohkan, salah satu produk hasil riset mahasiswa di Poltekad yang cukup menjanjikan adalah ban tanpa udara. Namun, ban tanpa udara tersebut juga masih perlu hasil penelitian lebih lanjut.

Salah satu tantangan untuk hasil riset ban tanpa udara itu, lanjut Gumilar, adalah sistem perekat yang dipergunakan. Riset ban tanpa udara tersebut, nantinya bisa dilanjutkan oleh mahasiswa pada angkatan berikutnya.

"Untuk ban tanpa udara itu, tinggal menunggu satu penelitian, terkait sistem perekat-nya. Kelompok berikutnya nanti bisa melanjutkan, dengan menggunakan arsip tulisan dari penelitian sebelumnya," tutur Gumilar.

Salah satu hasil riset yang berupa robot pengintai pada pertempuran kota, yang dikembangkan oleh bintara mahasiswa Politeknik Angkatan Darat (Poltekad), di Kota Batu, Jawa Timur, Kamis (3/12/2020). (ANTARA/Vicki Febrianto)

Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Nefra Firdaus menambahkan, inovasi yang dihasilkan pada Poltekad oleh para mahasiswa tersebut, diharapkan bisa memberikan manfaat kepada TNI, dan juga masyarakat.

"Apa yang mereka ciptakan, semua bermanfaat bagi kepentingan angkatan darat, dan masyarakat. Ini sangat berguna," kata Nefra.

Nefra menambahkan, memang masih banyak kekurangan dari inovasi-inovasi mahasiswa tersebut. Namun, pihaknya memberikan dukungan penuh untuk pengembangan hasil riset Poltekad yang sudah ada, maupun untuk ke depannya.

"Inovasi awal ini, sudah memberikan satu persepsi bagi kita bahwa anak didik di Poltekad memiliki kemampuan yang sangat baik," ucap Nefra.

Baca juga: TNI AD miliki dua kapal baru pengangkut Tank Leopard

Poltekad berdiri sejak 7 Oktober 1988, dengan nama INSTEK, yang merupakan lembaga pendidikan tinggi vokasi, dan mengacu pada sistem pendidikan TNI AD Tri Pola Dasar, dan sistem pendidikan perguruan tinggi, Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Poltekad memiliki tiga program studi (prodi) dengan akreditasi B, yakni prodi Tehnik Otoranpur, Tehnik Elektronik sistem senjata, dan Tekhik Telkom Militer. Satu pordi lainnya, masih dalam proses akreditasi, yakni prodi Balistik.

Dengan adanya pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) TNI bidang teknologi seperti yang dilakukan Poltekad, diharapkan bisa menjawab tentangan bahwa TNI harus siap menghadapi lompatan teknologi militer.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2020