Jakarta (ANTARA) - Warga Inggris akan diajak untuk menanam pohon dalam rangka merayakan 70 tahun Ratu Elizabeth bertakhta, bagian dari rencana menciptakan negara yang lebih hijau demi menghormati pengabdian ratu selama tujuh dekade.

Ratu berusia 94 tahun, pemegang takhta terlama dalam sejarah Inggris, akan memperingati Platinum Jubilee pada Februari 2022.

Dilansir Reuters, pemerintah merencanakan perayaan selama empat hari pada musim panas, termasuk satu tanggal merah tambahan, dengan penanaman pohon.

Baca juga: Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip rayakan 73 tahun pernikahan

Baca juga: Istana Buckingham umumkan kehamilan Putri Eugenie

Proyek bernama "Kanopi Hijau Ratu" akan mendorong masyarakat, sekolah, dewan dan para pemilik tanah untuk menanam pohon guna membantu lingkungan dan menghijaukan daerah setempat.

Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan bahwa krisis kesehatan dan pandemi telah mengingatkan orang-orang tentang pentingnya alam dan ruang hijau dan bahwa pohon dapat mengubah komunitas serta mengatasi perubahan iklim.

"Dalam rangka merayakan 70 tahun pengabdian Yang Mulia yang luar biasa, saya mengajak semua orang untuk mendukung skema ini dan 'Menanam Pohon untuk Jubilee," kata Johnson.

Badan amal Cool Earth and The Woodland Trust mengatakan, penanaman pohon ini akan jadi hadiah istimewa untuk sang penguasa, yang telah menanam lebih dari 1.500 pohon di dunia selama masa pemerintahan.

Elizabeth, yang juga memegang rekor sebagai penguasa tertua dan terlama di dunia, naik takhta sebagai ratu pada 6 Februari 1952, setelah ayahnya Raja George VI meninggal dunia.

Keluarga kerjaaan Inggris telah lama aktif bicara mengenai sejumlah masalah lingkungan, termasuk Pangeran Charles yang beberapa dekade bicara tentang pentingnya konservasi dan dampak perubahan iklim, yang juga diikuti oleh putra Charles, Pangeran William.

Baca juga: Lab Novichok, tujuan lawatan pertama Ratu Inggris sejak "lockdown"

Baca juga: Gaun pengantin Putri Beatrice dari Inggris dipamerkan untuk publik

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2020