Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla menyebutkan ketersediaan alat deteksi COVID-19 mampu meredam tingkat penyebaran virus yang bisa menyebabkan kematian tersebut.

"Alat deteksi COVID-19 baik berupa tes cepat (rapid test), PCR test maupun USG portabel sangat dibutuhkan untuk mengungkap kasus warga yang terinfeksi positif tetapi tidak bergejala," katanya melalui siaran persnya, Senin.

Ia mengapresiasi kepedulian Philips Foundation dan Philips Indonesia yang telah mendistribusikan bantuan alat deteksi COVID-19 tersebut kepada PMI.

Baca juga: PMI mendapat bantuan ribuan alat deteksi COVID-19

Rencananya alat pendeteksi virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China itu akan disebar untuk masyarakat agar bisa mengetahui tingkat sebaran COVID-19, khususnya di wilayah zona merah.

Bantuan yang dikirimkan dari yayasan perusahaan bertaraf internasional tersebut berupa 2 ribu unit alat tes cepat, 156 unit PCR test kit dan enam unit USG portabel berbasis aplikasi.

Rencanannya dari 2 ribu alat tes cepat, sebanyak 1,700 unit didistribusikan untuk umum, 300 unit rapid test dan 150 PCR test kit digunakan untuk relawan PMI di zona merah seperti Jakarta.

Sedangkan enam unit perangkat USG portabel itu disebar ke sejumlah rumah sakit rujukan di zona merah,  seperti tiga unit ke RS PMI Bogor masing-masing satu unit. Kemudian ke RS PMI Lhokseumawe Aceh Utara, RS Islam Faisal Makassar dan RS Islam Siti Hajar Kabupaten Sidoarjo.

Menurutnya, kebutuhan alat deteksi COVID-19 tinggi, sebab untuk menekan dan mengungkap penyebaran virus itu harus menggunakan prinsip 3T (testing, tracing dan treatment) dan harus dilakukan secara berkesinambungan.

Baca juga: PMI berkolaborasi dengan Koica tanggulangi COVID-19 di Indonesia

Baca juga: PMI mendapat bantuan ribuan alat deteksi COVID-19


"Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam menekan tingkat penyebaran COVID-19 yang saat ini rata-rata pertambahan kasus baru di Indonesia mencapai 4 ribu orang setiap harinya," tambahnya.

JK sapaan akrabnya menyebutkan tidak menutup kemungkinan jumlah warga yang tertular COVID-19 lebih besar, namun banyak individu yang tidak sadar bahwa dirinya terinfeksi virus itu.

Selain itu, keterbatasan alat deteksi COVID-19 pun menjadi kendala, maka dari itu pihaknya mengajak seluruh pihak untuk bekerja sama dalam melakukan pencegahan.

Selain itu, kesadaran dan kedisiplinan dalam melaksanakan protokol kesehatan harus terus ditingkatkan, jangan menyepelekan virus ini dan jangan sampai baru menyesal setelah diketahui terinfeksi.

Baca juga: Keberadaan sukarelawan PMI untuk bantu orang yang kesulitan, sebut JK

Sebelum Indonesia dinyatakan pandemi COVID-19, PMI telah melakukan berbagai upaya pencegahan mulai dari sosialisasi, edukasi, penyemprotan disinfektan secara massal dan lain sebagainya hingga saat ini.

Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020