Jakarta (ANTARA) -
Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet bergerak cepat dalam menghadapi kenaikan jumlah pasien COVID-19.
 
Koordinator RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Mayjen Tugas Ratmono, di Jakarta, Senin, mengatakan infrastruktur kesehatan serta sistem penanganan pasien COVID-19 di RSDC Wisma Atlet, sudah tertata dengan baik.
 
"RSDC Wisma Atlet akan mengantisipasi dan bisa menangani dengan baik," kata Mayjen Tugas Ratmono.

Baca juga: Lebih dua ribu pasien COVID-19 jalani rawat inap di RSD Wisma Atlet

Baca juga: Pasien RSD Wisma Atlet sembuh COVID-19 23.798 orang
 
Mayjen Tugas yang juga Kepala Pusat Kesehatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) itu menjelaskan Tingkat hunian tower 6 dan 7 Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet, mengalami kenaikan.
 
"Pasien COVID-19 kembali melonjak dengan angka hunian saat ini 72,83 persen di tower 6 dan 7," kata dia.
 
Tower 6 dan 7 RSDC Wisma Atlet adalah dua tower yang khusus menangani pasien COVID-19 yang bergejala rendah dan sedang.
 
Lebih lanjut, pasien COVID-19 orang tanpa gejala (OTG) juga mengalami kenaikan. Menurut Mayjen TNI Tugas Ratmono, tingkat hunian di tower 4 dan 5 RSDC Wisma Atlet, juga merambat naik ke angka 37,61 persen.
 
Tower 4 dan 5 RSDC Wisma Atlet adalah dua tower yang khusus untuk pasien OTG menjalani isolasi mandiri. Sebelumnya, tower 4 sempat ditutup, karena jumlah pasien di RSDC Wisma Atlet menurun drastis.
 
Hal itu karena jumlah pasien yang sembuh dan keluar, lebih banyak dibandingkan dengan jumlah pasien yang masuk ke RSDC Wisma Atlet.
 
Pada akhir Oktober 2020, pasien COVID-19 bergejala ringan hingga sedang, sempat menyentuh angka terendah sebanyak 32 persen dari angka hunian di tower 6 dan 7 RSDC Wisma Atlet.

Baca juga: Pasien COVID-19 yang dirawat inap di Wisma Atlet capai 1.911 orang

Baca juga: Pasien RSD Wisma Atlet sembuh COVID-19 23.467 orang
 
Demikian juga tower 4 dan 5 untuk pasien tanpa gejala, angka hunian terendah sempat menyentuh 17 persen pada bulan Oktober 2020. Turunnya angka pasien tanpa gejala kala itu, membuat tower 4 sempat ditutup.
 
"Kita bisa mengantisipasi dengan baik, karena kita pernah merawat pasien COVID-19 hingga 90 persen angka hunian pada 27-29 September 2020," kata Mayjen Tugas Ratmono.
 
Mayjen Tugas berharap peningkatan tidak kembali menyentuh angka puncak 90 persen tingkat hunian seperti pada tanggal 25-27 September 2020.
 
Untuk itu dia berharap masyarakat senantiasa menjalankan protokol kesehatan untuk mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, serta menghindari kerumunan.
 
"Jangan menganggap enteng COVID-19, karena, jika ada yang tertular, itu berpotensi menularkan pada banyak orang. Prinsipnya, jangan tertular dan jangan menulari, mari kita patuh dan disiplin, jalankan protokol kesehatan," kata Mayor Jenderal TNI Dr dr Tugas Ratmono mengajak masyarakat.
 
Lebih lanjut Mayjen Tugas Ratmono menyatakan, pemerintah telah mengerahkan segala upaya untuk melenyapkan COVID-19. Salah satunya, dengan mendirikan RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran yang merupakan salah satu RS COVID terbesar di dunia.
 
"RSDC Wisma Atlet ini benteng terakhir. Garda terdepannya adalah perilaku disiplin kita semua dalam menjalankan protokol kesehatan," ujar Mayjen Tugas Ratmono.

#satgascovid19

Baca juga: 1.667 orang dirawat inap di RSD Wisma Atlet karena COVID-19

Baca juga: Pasien RSD Wisma Atlet meningkat pascalibur panjang

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2020