sepekan penambahan terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 96
Boyolali (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali Jawa Tengah menyebutkan warga di wilayahnya yang terkonfirmasi positif COVID-1, bertambah 15 orang sehingga secara akumulasi menjadi 700 orang.

Meskipun, Boyolali masih ada penambahan yang positif COVID-19, tetapi jumlahnya sudah mulai menurun, dan tidak terlalu signifikan seperti sebelumnya, kata Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali dokter Ratri S. Survivalina, di Boyolali, Selasa.

Dokter Ratri S. Survivalina menjelaskan dengan tambahan 15 kasus tersebut secara total akumulasi yang terkonfirmasi positif COVID-19 hingga Senin (14/9) petang, sebanyak 700 kasus.

Jumlah tersebut terdiri dari warga yang masih dirawat di rumah sakit ada 127 kasus, isolasi mandiri 204 kasus, sudah selesai isolasi 346 kasus dan meninggal dunia 23 kasus.

"Bahkan, Boyolali selama sepekan ini, ada penambahan terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 96 kasus," kata Ratri.

Sebanyak 96 kasus terkonfirmasi positif COVID-19 tersebut, kata Ratri, tersebar di beberapa kecamatan. Antara lain di Kecamatan Banyudono, Teras, Ampel, Boyolali, Cepogo, Juwangi, Karanggede, Kemusu, Musuk dan Klego.

Baca juga: Warga terkonfirmasi positif COVID-19 di Boyolali bertambah

Baca juga: Puluhan petugas positif COVID, tugas Bawaslu Boyolali tetap berjalan


Selain itu, lanjut Ratri, ada pula di Kecamatan Mojosongo, Ngemplak, Nogosari, Sawit, Simo, Gladagsari, dan Wonosamodro, Andong, dan Selo.

Ratri menjelaskan terdapat 10 klaster yang masih mendominasi penyebaran COVID-19 di Boyolali. Antara lain, klaster pengawas pemilu sebanyak 103 kasus, klaster petugas lapangan sebanyak 36 kasus, SUG Gunung sebanyak 33 kasus, klaster BMT sebanyak 27 kasus, dan klaster Pasar Peterongan sebanyak 22 kasus.

Klaster lainnya, yakni Jakarta sebanyak 21 kasus, klaster Lamaran sebanyak 20 kasus, klaster Nakes sebanyak 14 kasus, klaster Merti Desa sebanyak 10 kasus dan klaster BPJS sebanyak 10 kasus.

Selain itu, Dinkes Boyolali dari hasil "Polymerase Chain Reaction" (PCR) atau tes usap yang dilakukan di Pasar Hewan Sunggingan Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali kota, dan di Ampel yang semuanya menyatakan negatif.

Kendati demikian, kata dia, kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan di Boyolali kini sudah semakin tinggi. Hal itu, dibuktikan dengan penambahan kasus COVID-19 di wilayah ini, terus berkurang.

Selain itu, masyarakat mulai penerapan disiplin protokol kesehatan, sehingga cukup ampuh dan efektif untuk menekan penularan COVID-19 di Boyolali. 

Baca juga: Sejumlah 22 anggota Bawaslu Boyolali positif dan diisolasi

Baca juga: Dinkes Boyolali tes cepat 1.500 orang cegah penularan COVID-19

 

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020