Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Jumeri mengatakan pemerintah berupaya meningkatkan literasi remaja.

"Kemendikbud mengembangkan kurikulum yang menekankan pada penguasaan kompetensi serta penguatan karakter peserta didik," ujar Jumeri dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Dia menambahkan problematika utama di Tanah Air adalah rendahnya tingkat literasi pada remaja. Untuk itu perlu upaya meningkatkan literasi pada remaja.

Asisten Deputi Pelaksanaan Kebijakan dan Evaluasi RB, Akuntabiltas Aparatur dan Pengawasan III Kementerian PAN-RB, Napthalina Sipayung, mengatakan perlu sinergi bersama untuk meningkatkan literasi masyarakat.

Baca juga: Perkemahan ilmiah LIPI dukung penguatan literasi sains

Baca juga: Perpusnas dorong perpustakaan jadi pelopor gerakan literasi masyarakat


Perpustakaan daerah harus dapat melakukan inovasi. Hal itu dapat terwujud jika pimpinan daerah baik kepala daerah maupun DPRD bersama-sama memberikan prioritas untuk memajukan perpustakaannya.

"Harus ada komitmen bersama tidak hanya ini bukan hanya tugas Perpustakaan Nasional (Perpusnas), pemimpin daerah mulai Gubernur, walikota, bupati hingga kepala desa. Tapi seluruh masyarakat, termasuk kita para penggiat literasi. mempunyai kewajiban supaya masyarakat gemar membaca," ujar Napthalina dalam webinar 25 Tahun Hari Kunjung Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca Menuju SDM Unggul Indonesia Maju.

Napthalina Sipayung memuji langkah cepat yang dilakukan Perpusnas, meskipun sedang tidak melayani pengunjung secara fisik, tapi tetap melakukan aktifitas penguatan literasi.

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas, Deni Kurniadi, mengataka budaya membaca buku seharusnya ditanamkan sejak usia dini, karena melalui membaca, cakrawala berpikir seseorang akan terbuka dan menyerap banyak ilmu pengetahuan.

"Minat baca akan mempengaruhi kehidupan individu dan bangsa pada masa mendatang, juga pemahaman ekonomi untuk menentukan masa depan global," ujar Deni.

Saat ini, perpustakaan memang bukan satu-satunya sumber informasi bagi masyarakat. Perangkat gawai dan adanya mesin pencari raksasa bernama Google memungkinkan setiap manusia mendapatkan informasi dari belahan dunia mana pun.

"Oleh karena itu perpustakaan pun harus mengikuti perkembangan zaman dan hadir di berbagai aplikasi digital tersebut," ujar Deni.*

Baca juga: BNPT-FKPT sosialisasikan bahaya penyebaran paham radikal lewat medsos

Baca juga: Japelidi: Kompetensi literasi digital masyarakat mulai berkembang

Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020