Tamu atau wisatawan bisa menginap dan dapat melihat kehidupan masyarakat di sini, sehingga tamu dapat belajar membatik dan menyatu.
Kulon Progo (ANTARA) - Wakil Ketua DPR Republik Indonesia Rachmat Gobel meminta Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, membangun rute ekonomi baru menuju Sentra Batik Lendah, sehingga wisatawan yang berkunjung ke wilayah ini bisa belajar membatik sekaligus menikmati kuliner lokal.

Rachmat Gobel di Kulon Progo, Sabtu, mendorong Sentra Batik Lendah, khususnya di kawasan Sembung Batik bisa menjadi desa wisata yang menyediakan home stay.

"Tamu atau wisatawan bisa menginap dan dapat melihat kehidupan masyarakat di sini, sehingga tamu dapat belajar membatik dan menyatu," kata Rachmat Gobel saat meninjau Usaha Kecil Menengah Batik Sembung di Desa/Kalurahan Ngentakrejo, Kecamatan Lendah.

Baca juga: Dyah Erti Idawati perkenalkan Batik Aceh di Jakarta

Menurut dia, rute ekonomi dan desa wisata akan menjadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) bagi pemerintah daerah. Pemkab Kulon Progo bisa berkolaborasi dengan Pemda DIY, dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk pengembangannya.

Politisi Partai NasDem ini mengaku sangat senang bisa melihat langsung produksi batik di Sentra Batik Lendah.

Menurut dia, pelaku UMKM batik ini bisa bertahan di masa pandemi COVID-19. Mereka memiliki semangat luar biasa.

"Tidak hanya pada masa pandemi COVID-19 ini saja, tapi bagaimana kita bisa meningkatkan karya-karya anak bangsa, desain-desainnya sendiri," katanya.

Baca juga: Kemenperin menggalakkan proses bikin batik ramah lingkungan

Ia juga meminta pemerintah daerah bisa mempertahankan desain dari gempuran desain dari luar negeri, seperti dari Malaysia.

"Jangan sampai desain batik luar negeri masuk ke Indonesia, pemerintah memiliki kewajiban menjaga," katanya.
Wakil Ketua DPR Republik Indonesia Rachmat Gobel meninjau perajin Sembung Batik di Desa Ngentakrejo, Lendah, Kabupaten Kulon Progo. (Foto ANTARA/Sutarmi)
Rachmat Gobel meminta perajin batik di Kulon Progo membuat batik yang memiliki desain dengan jangkauan kelas menengah atas, dan produknya dijual secara terbatas. Perajin batik harus berani membuat desain yang berbeda dengan pasaran, sehingga batik memiliki cita rasa tinggi dan memiliki nilai jual tinggi.

Baca juga: Teknologi mesin batik cetak dikembangkan di Sampang, Madura

Bendahara Dewan Pimpinan Daerah Partai NasDem Kulon Progo Nasib Wardaya mendorong pelaku UMKM tetap berproduksi meski pada masa pandemi COVID-19, meningkatkan jaringan, meningkatkan kualitas, terutama dalam pemasaran. Pelaku UMKM bisa menjual produk secara daring atau media sosial.

"Penjualan secara daring sangat efektif untuk meningkatkan penjualan pada masa pandemi COVID-19. Penjualan secara daring tidak dibatasi kewilayahan, bahkan mendunia," katanya.
Bendara Dewan Pimpinan Daerah NasDem Kabupaten Kulon Progo Nasib Wardaya. (Foto ANTARA/Sutarmi)
Anggota DPRD Kulon Progo dari Partai NasDem ini mencontohkan pemilik Sembung Batik ini mampu bertahan pada masa pandemi COVID-19 karena menjual produk secara daring, sehingga bisa menjadi contoh dan bisa ditiru oleh pelaku UMKM lainnya di Kulon Progo, bagaimana dapat mengatasi persoalan ekonomi di masa pandemi.

"Tidak hanya batik, tapi UMKM yang bergerak di bidang kerajinan, perajin makanan tradisonal dan sektor lainnya harus dikembangkan kualitas produk dan menjual secara daring maupun secara tradisional," katanya.

Menurut dia, dengan adanya Bandara Internasional Yogyakarta yang sudah beroperasi penuh ini, pelaku UMKM harus berani berinovasi, meningkatkan kualitas produk, supaya dapat bersaing dengan produk dari daerah lain.

"Bandara YIA membuka seluas-luasnya pasang pasar produk UMKM, sehingga pelaku UMKM dituntut untuk kreatif, dan inovatif agar mampu menangkap peluang yang ada," katanya.

Nasib Wardoyo juga mengharapkan Pemkab Kulon Progo melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk meningkatkan pembinaan terhadap generasi muda yang bergerak pada UKM atau IKM. Sehingga terjadi regenerasi pelaku di Kulon Progo. Sudah saatnya, generasi muda di Kulon Progo mulai melakukan usaha produktif.

"Dimulai dari pemuda, masyarakat Kulon Progo akan lebih maju dan inovatif, karena pemuda ini adalah generasi yang harus diperhatikan. Oleh karena itu, saya berharap UMKM perlu adanya regenerasi, seperti pemilik Sambung Batik Girin, mewariskan usahanya kepada anaknya. Hal ini bisa dilihat dari usaha batik yang semakin maju dan terkenal di kalangan masyarakat luas," katanya.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020