semoga tidak terjadi karena mobilitas warga Kota Malang juga tinggi
Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Malang menyatakan bahwa warga Kota Malang, Jawa Timur, diminta untuk mewaspadai gejala happy hypoxia, atau silent hypoxemia pada pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Malang dr Husnul Muarif mengatakan bahwa, memang hingga saat ini belum ada kasus happy hypoxia di Kota Malang, namun, pihaknya tetap meminta warga harus mewaspadai kondisi tersebut.

"Sejauh ini belum ada kasusnya, semoga tidak terjadi karena mobilitas warga Kota Malang juga tinggi. Untuk itu, masyarakat juga harus waspada," kata Husnul, di Kota Malang, Jawa Timur, Sabtu.

Husnul menjelaskan, happy hypoxia merupakan kondisi kurangnya kadar oksigen dalam darah namun tidak disertai dengan keluhan, atau gejala apapun terhadap pasien yang terkonfirmasi positif virus Corona.

Dalam beberapa kasus yang terjadi, pasien terlihat dalam kondisi baik-baik saja dan sedikit mengalami sesak nafas, meskipun level saturasi oksigen sebesar 70-80 persen. Gejala hypoxia baru dirasakan setelah pasien mengalami pneumonia berat.

Dalam kasus konfirmasi positif COVID-19, lanjut Husnul, pasien memiliki beberapa kategori, mulai dari gejala ringan, sedang, berat, hingga kritis. Umumnya, pasien COVID-19 memiliki gejala pneumonia atau radang paru.

Baca juga: Happy hypoxia, siapa yang perlu punya oximeter di rumah?

Baca juga: Dokter: Happy hypoxia COVID-19 hanya terjadi pada orang dengan gejala


"Dilihat dari kata, happy itu bahagia, hypoxia itu kekurangan oksigen. Ini salah satu manifestasi dari COVID-19, karena orang merasa tidak ada gejala," jelas Husnul, yang juga merupakan Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang itu.

Husnul menjelaskan, kondisi happy hypoxia berbeda dengan pneumonia atau radang paru-paru pada pasien positif COVID-19. Happy hypoxia tidak menyebabkan keluhan apapun dari pasien terkonfirmasi positif COVID-19.

Husnul menambahkan, pasien dengan happy hypoxia bisa tetap beraktivitas seperti biasa. Namun, secara tiba-tiba kebutuhan oksigen dari seseorang akan terhambat, yang disebabkan adanya paparan virus corona.

"Tidak tersuplainya oksigen ini salah satu hal yang diakibatkan paparan COVID-19," ujar Husnul.

Sementara kasus COVID-19 dengan pneumonia, bisa terdeteksi karena ada gejala yang dirasakan oleh pasien. Beberapa gejala pneumonia antara lain adalah demam, batuk, sesak napas, nyeri dada ketika menarik napas atau batuk, selera makan menurun, lemas, detak jantung meningkat.

"Kalau pneumonia jelas ada keluhannya, ada gejalanya di saluran pernafasan, pasti itu," tambah Husnul.

Meskipun hingga saat ini di Kota Malang belum ada kasus happy hypoxia yang muncul, lanjut Husnul, namun masyarakat diminta untuk tetap waspada. Pemerintah Kota Malang terus mengingatkan warga Kota Malang untuk terus menerapkan protokol kesehatan.

Hingga saat ini, di Kota Malang tercatat ada 1.590 kasus konfirmasi positif COVID-19. Dari total tersebut, sebanyak 144 orang dilaporkan meninggal dunia, 1.048 orang dinyatakan sembuh, dan sisanya masih berada dalam perawatan.

Baca juga: Dokter paru: Sumbatan pada proses respirasi sebabkan "happy hypoxia"

Baca juga: Menilik dokter Moniq tangani "Happy Hypoxia" pada pasien COVID-19


Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020