Zakat produktif sangat layak dikembangkan di Indonesia dan menjadi salah satu instrumen dari solusi bagi penyelesaian atau jawaban beberapa persoalan perekonomian di Indonesia.
Jakarta (ANTARA) - Lembaga filantrofi Dompet Dhuafa mengembangkan program Wakaf Produktif untuk pembiayaan pertanian yang ditujukan bagi petani penggarap maupun pemilik lahan.

Ketua Yayasan DDR, Nasyith Majidi di Jakarta, Senin, mengatakan program pembiayaan dari dana wakaf produktif yang tersalurkan melalui penggerak Social Trustfund (STF) Dompet Dhuafa bersama OK OCE Indonesia diharapkan membuka jalan untuk mencapai solusi ketahanan pangan.

"Zakat produktif sangat layak dikembangkan di Indonesia dan menjadi salah satu instrumen dari solusi bagi penyelesaian atau jawaban beberapa persoalan perekonomian di Indonesia," ujarnya melalui keterangan tertulis.

Baca juga: Gerakan wakaf jadi jawaban bagi isu kemiskinan di tengah pandemi

Persoalan utama yang terjadi di petani adalah modal awal atau biaya yang terlalu besar, lanjutnya, hal itu dapat dicarikan solusi dari zakat maupun wakaf produktif.

Dikatakannya, program pembiayaan pertanian melalui wakaf produktif, saat ini disalurkan pada petani penggarap dan pemilik lahan di Sukabumi, binaan pesantren Al Muhtadin.

Menurut dia, program pembiayaan pertanian melalui Wakaf Produktif di Sukabumi tersebut dari 50 hektar sawah, telah membuka lapangan kerja baru bagi 100 orang.

Baca juga: Wagub Jateng dorong pengembangan wakaf produktif gerakkan ekonomi

Melalui program wakaf produktif, petani juga mendapat penghasilan Rp7-10 juta sekali panen.

Selain memberikan akses petani dalam pembiayaan, lanjutnya, program wakaf produktif juga berdampak menstabilkan harga hasil panen, dengan memangkas sistem ijon dan kolaborasi antar penggerak.

"Langkah tersebut mampu memangkas tata niaga yang panjang dan merugikan. Sehingga harga beli ke petani sangat layak dan harga jual ke masyarakat juga terjangkau," katanya.

Pada kesempatan itu Nasyith berharap pemerintah dapat mengadopsi kerjasama antara Dompet Dhuafa dengan OK OCE dalam program ketahanan pangan tersebut.

"Bahwa keterlibatan private publik partnership bukan hanya untuk gerakan yang sifatnya sosial biasa, namun untuk gerakan-gerakan yang sifatnya untuk ketahanan ekonomi," katanya.

Founder OK OCE Indonesia Sandiaga Uno mengatakan di tengah menurunnya sektor perekonomian akibat terkena dampak pandemi COVID-19 ternyata masih ada beberapa sektor yang masih survive salah satunya adalah sektor pangan.

Sekitar 15 juta masyarakat kehilangan mata pencaharian. Namun, alhamduliah Pertanian masih tumbuh. Masih ada sektor yang menyumbang tenaga kerja terbesar.

Dengan adanya wakaf produktif, menjadi wujud nyata yang menjelaskan selain hadirnya makanan dari pertanian, ada juga tumbuhnya lapangan kerja di tengah pandemi.

Pewarta: Subagyo
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2020