Yogyakarta (ANTARA News) - Program bantuan langsung tunai (BLT) yang diluncurkan pemerintah sebagai reaksi atas melonjaknya harga minyak mentah dunia mampu membantu kalangan masyarakat miskin, kata anggota Komisi I DPR RI, Nurhayati Ali Assegaf .

"BLT memang tidak secara langsung berdampak pada meningkatnya daya beli masyarakat miskin, namun program itu membawa manfaat bagi mereka," katanya di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, kemarin.

Signifikansi dampak BLT bagi masyarakat miskin, menurut dia saat mempertahankan disertasinya pada ujian terbuka untuk memperoleh gelar doktor dalam ilmu multidisplin, termanifestasikan secara produktif sebagai penambah modal usaha dan tabungan masyarakat miskin.

"Akibatnya, terjadi pergeseran status masyarakat miskin menjadi masyarakat sejahtera," katanya dalam disertasinya berjudul Dampak Pelaksanaan Program BLT 2005-2006 Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Studi Kasus di Kecamatan Penjaringan Kota Jakarta Utara.

Ia mengatakan, pergeseran status tersebut memang tidak berlaku umum. Artinya, tidak semua penerima BLT mengalami pergeseran status sebagai akibat dari program BLT.

"Perubahan status sebagian dari masyarakat miskin menjadi sejahtera sebagai sasaran BLT merupakan tanda bahwa keberhasilan program BLT tidak dapat bertumpu pada kebijakan pemerintah," kata perempuan kelahiran Solo, 17 Juli 1963 itu.

Menurut dia, dampak peningkatan kesejahteraan sebagai akibat dari BLT yang diluncurkan pemerintah dapat terjadi pada kalangan masyarakat yang memiliki akses pada sumber-sumber ekonomi dan kreativitas usaha penerima BLT.

"Meskipun temuan penelitian saya menunjukkan bahwa program BLT memiliki dampak meningkatkan sebagian kecil kesejahteraan masyarakat, secara umum penyaluran dana BLT belum sepenuhnya efektif, sebagai instrumen kebijakan pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan," katanya.

Ia mengatakan, umumnya dampak atau manfaat yang diperoleh masyarakat miskin penerima BLT bersifat jangka pendek, yakni untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena beban pengeluaran yang harus ditanggung masyarakat miskin dengan adanya inflasi akibat kenaikan harga minyak masih lebih tinggi dibandingkan dana yang diterima dari program BLT.

Ia mengatakan, permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan program BLT sangat beragam dan dijumpai pada setiap tahap program, yakni pendataan kurang optimal, penggunaan variabel kemiskinan kurang tepat sebagai indikator kelayakan penerima dana, dan pencairan dana banyak mengalami hambatan.

"Selain itu, sosialisasi program BLT dan mekanisme pengaduan dirasakan sangat kurang memadai," kata mantan staf khusus Ibu Negara RI itu.

Dalam ujian terbuka dengan promotor Prof Irwan Abdullah dan kopromotor Dr Roberto Akyuwen itu promovendus Nurhayati Ali Assegaf dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan, sehingga berhak menyandang gelar doktor dalam ilmu multidisiplin.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010