Jayapura (ANTARA) - Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Mamberamo Raya dilaporkan dirusak oleh sejumlah oknum warga yang turut dalam aksi protes pengumuman tes CPNS formasi 2018 di daerah itu.

"Iya, kami dilaporkan oleh staf di Kasonaweja, bahwa kantor KPU kami di Mamberamo Raya dirusak oleh oknum warga atau massa saat aksi protes pengumuman hasil tes CPNS," kata Komisioner KPU Provinsi Papua Adam Arisoy didampingi pelaksanaan tugas sekretariat KPU Mamberamo Raya Mikha Sraun di Kota Jayapura, Jumat malam.

Berdasarkan laporan yang diterima kata Adam, Kantor KPU Mamberamo Raya selain dilempar dengan benda seperti batu, ada juga dilempar dengan menggunakan buah kelapa yang menyebabkan sejumlah jendela kaca rusak.

"Jadi, massa ini kan berkumpul di Kasonaweja mereka berjalan berputar ke arah kantor KPU yang ada di Kasonaweja kemudian ke arah pelabuhan untuk menyeberang ke Burmeso, tapi di antara mereka ada yang melempar kantor KPU," katanya.

Adam mengaku kecewa karena aksi demo tersebut seharusnya tidak terkait dengan keberadaan kantor KPU yang tidak ada sangkut pautnya dengan pengumuman CPNS.

 
Jendela kaca kantor KPU Mamberamo Raya yang dilempar oleh massa yang kecewa dengan hasil pengumuman tes CPNS formasi 2018 (ANTARA /HO-KPU Mamberamo Raya)



"Kami minta aparat keamanan untuk selidiki kasus ini dan tangkap para pelakunya, ini hal yang kurang baik jelang pendaftaran bakal calon bupati dan wakil bupati pada 4-6 September 2020. Karena kami juga dapat laporan bahwa yang aksi massa itu menyebutkan agar salah satu calon bupati tidak diproses berkasnya, ini yang menurut kami aneh," kata Adam.

Sementara itu, Mikha Sraun menambahkan bahwa saat peristiwa itu terjadi ada tiga staf yang sedang berada di dalam Kantor KPU Mamberamo Raya.

"Dilaporkan ada juga oknum massa yang masuk dalam kantor, mereka menjarah barang milik staf KPU di antaranya dompet berisi uang dan tas, lalu ada ancaman yang dilontarkan agar tidak terima berkas salah seorang calon bupati," katanya.

Karena dilempar dan mendapat ancaman, kata Mikha, tiga orang staf yang berada di kantor langsung melarikan diri ke arah rumah warga atau keluarga terdekat guna mencari perlindungan.

"Beruntung mereka bisa melarikan diri, meski ada lecet atau mungkin luka gores akibat menyelamatkan diri. Mereka dilaporkan keadaan selamat dan terkait hal ini saya langsung hubungi ke aparat keamanan di Mamberamo Raya untuk melihat atau mengamankan staf kami," kata Mikha.

 
Kelapa dan batu yang digunakan untuk melempar kantor KPU Mamberamo Raya oleh massa yang kecewa dengan hasil pengumuman tes CPNS formasi 2018 (ANTARA /HO-KPU Mamberamo Raya)



Terkait aksi perusakan dan penjarahan serta pengancaman yang diterima oleh staf KPU di Mamberamo Raya, Adam Arisoy yang membidangi Divisi Partisipasi Masyarakat (Parmas) KPU Papua menambahkan akan segera berkoordinasi dengan pimpinan untuk menyurati Polda Papua agar ada pengamanan untuk staf KPU dan saat pendaftaran bakal calon bupati/wakil bupati pada awal September 2020 di Kasonaweja, Kabupaten Mamberamo Raya.

"Kami lihat masalah ini cukup serius, jadi kami akan menyurati ke Polda Papua, tentunya setelah berkoordinasi dengan pimpinan dan komisioner KPU Papua, agar tidak terulang kembali di daerah lain," katanya.
 

Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: M Arief Iskandar
Copyright © ANTARA 2020