Akan lebih mudah koordinasinya dan bisa bersama-sama memikirkan cara untuk mengangkat pariwisata lokal
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menilai rencana holding perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara sektor penerbangan dan pariwisata mampu membangkitkan pariwisata lokal.

“Akan lebih mudah koordinasinya dan bisa bersama-sama memikirkan cara untuk mengangkat pariwisata lokal,” kata Irfan Setiaputra kepada Antara di Jakarta, Rabu.

Ia mendukung rencana holding BUMN di sektor penerbangan dan pariwisata sebagai salah satu upaya untuk membangkitkan perekonomian nasional setelah diterpa pandemi COVID-19.

“Kami sepenuhnya ‘support’ (dukung) inisiatif Kementerian BUMN,” katanya.

Pemerintah mewacanakan penggabungan BUMN penerbangan dan pariwisata dalam rangka melakukan transformasi serta konsolidasi di bidang pariwisata dan juga di bidang penerbangan melalui penataan yang lebih baik.

Momentum penataan itu terjadi khususnya saat pandemi COVID-19 karena terjadi kontraksi yang mendalam di kedua sektor tersebut pada Triwulan II 2020.

Holding penerbangan dan pariwisata tersebut merupakan cikal bakal dari holding penerbangan yang melibatkan Garuda Indonesia, serta operator penerbangan PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II.

Dihubungi terpisah, Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagyo menilai holding BUMN penerbangan pariwisata bukan satu-satunya solusi untuk menstabilkan kembali perekonomian yang mengalami kontraksi.

Ia mengatakan di tengah pandemi COVID-19 ini, sebaiknya pemberian insentif kepada perusahaan BUMN penerbangan dan pariwisata lebih diutamakan.

“Saat ini ancaman resesi ada di mana-mana, bisa enggak ditunggu dulu (holding), jangan sekarang karena belum tentu akan untung. Yang penting dipikirkan adalah bagaimana supaya BUMN tidak bangkrut, kasih stimulus atau bagaimana agar tidak bergelimpangan dan PHK karyawan,” ujarnya.

Menurut Agus, berkaca pada holding BUMN yang sudah terlebih dahulu dilakukan, seperti holding BUMN migas dan perkebunan belum menunjukkan hasil yang signifikan.

“Ini kan sudah banyak yang di-holding mulai dari perkebunan, migas, belum ada yang berhasil. Jadi, apakah betul memang sejak zaman Bu Rini (Manten Menteri BUMN), apa benar holding satu-satunya jalan,” katanya.

Baca juga: ASITA: Holding BUMN aviasi-pariwisata bisa pulihkan perjalanan wisata

Baca juga: Anggota DPR: Merger BUMN Penerbangan-Pariwisata harus perbaiki kinerja

 

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2020